Stasiun Cipatat terasa asing dan jauh sekali, seperti di kota berbeda. Padahal masih di Bandung. Stasiun kecil inilah titik keberangkatan kereta api jurusan Bandung - Sukabumi. Menumpang kereta di jalur rel ini berarti merasakan rute kuno yang pertama kali menghubungkan Bandung dengan Batavia bermoda kereta api.
33 km dari Stasiun Bandung dan berjarak 16 km dari stasiun terdekatnya di Padalarang. Terasa betul terpencilnya Stasiun Cipatat dan makin besar keinginan saya mendatanginya.
Sejak melihat postingan perjalanan Bandung-Sukabumi via kereta api Siliwangi pada stories instagramnya Matheus dan Yanti, saya langsung tulis di buku jurnal: PENGEN KE SUKABUMI NAIK KERETA API!
Tiga tahun berlalu keinginan itu terwujud pertengahan tahun 2024. Saya mengajak indra dan nabil. Berhubung kami ada keperluan ke Sukabumi juga. Mereka setuju. Namun indra mengajukan syarat, “jalannya santai ya jangan rusuh.”
Siap, jawab saya mantap. Mulailah saya riset menggunakan aplikasi KAI dan googlemap, mencatat waktu keberangkatan kereta api, dan sebagainya.
Begini konteks ‘betapa jauhnya’ stasiun cipatat: untuk menjangkaunya harus menumpang angkot dari Padalarang atau bis antar kota dari Terminal Leuwipanjang. Sebut nama Padalarang saja sudah terasa jauhnya, tambahkan Cipatat.
Setelah diskusi dengan indra, kami pilih jadwal kereta api siang. Pukul 14.00 dari Stasiun Cipatat. Sebab kalau pagi harus berantem dengan trafik jalanan, bila malam ya poek. Ada 3x jam keberangkatan KA Siliwangi dari Stasiun Cipatat.
Dari Bandung ke Sukabumi menumpang kereta api ongkos tenaganya banyak. Sedangkan ongkos uangnya murah. Itinerary perjalanannya dari rumah saya di kabupaten bandung (selatan):
- Pagi pukul 8.00 naik bis Teman Bus, menuju Stasiun Bandung
- Berhenti di halte rajawali dan berjalan ke stasiun selatan (kereta lokal)
- Menumpang kereta api lokal pukul 10.15
- Turun di Stasiun Padalarang, sekitar pukul 11.00
- Makan siang di foodcourt Stasiun Whoosh
- Naik angkot kuning jurusan Padalarang - Rajamandala
- Beritahu sopirnya kita mau turun di Stasiun Cipatat
- Angkot berangkat setelah ngetem lama, sekitar pukul 12.10
- Sampai di stasiun cipatat pukul 13 lebih sedikit
- Makan siang di warung sekitar stasiun
- KA Siliwangi datang, pintu tiket dibuka
- Pukul 14.00 kereta berangkat menuju Sukabumi
- Sampai di Stasiun Sukabumi pukul 4 sore
Total ongkos transport per orang dari rumah sampai Sukabumi: Rp26.900. Murah sekali. Lebih mahal ongkos makan.
Transportasi ini sangat membantu warga dan turis seperti saya. Bila saja Stasiun Cipatat bisa terhubung dengan Stasiun Padalarang via jalur rel lagi, pasti sangat amat membantu mobilitas masyarakat. Mangkas banyak waktu dan mempermudah akses.
Ada dua stasiun nonaktif yang menghubungkan padalarang dan cipatat. Relnya pun mati suri.
Penyebabnya (kata KAI) sih kontur yang terlalu terjal dan berkelok. Namun selama di dunia ini masih ada insinyur, bukan hal mustahil mewujudkan kembali jalur kereta padalarang - cipatat itu. Zaman dulu bisa, mengapa sekarang tidak. Masalahnya pemerintahnya saja sih mau gak nih.
Sebelum tahun 2013, pusat kota bandung terhubung langsung dengan kereta api jurusan cianjur. Saya pernah menjajal jalur kereta bandung - cianjur. Saat itu rel kereta cianjur - sukabumi masih nonaktif.
Tahun 2010 saya menumpang KA Argo Peuyeum dengan ongkos Rp2.000 menuju Cianjur. Kereta ini terdiri dari dua gerbong. Di Bandung saya naik dari Stasiun Ciroyom. Saat itu saya dan teman-teman hendak pergi ke Gunung Padang. Beruntung saya bisa mencipip jalur kuno kereta api ini sebelum ditutup.
Pengalaman menumpang KA Argo Peuyeum sangat menyenangkan. Saya menulis sedikit tentangnya, bisa baca di sini.
Sedangkan pengalaman baru saya dengan KA Siliwangi juga tidak kalah mengasyikkan. Sebab saya berkesempatan mencicip jalur rel Cianjur-Sukabumi yang sebelumnya saya baca di buku.
Dalam perjalanan Bandung - Sukabumi pemandangan berupa pesawahan, hutan, balong, dan seisi alam semesta. Highlightnya ada di trek selepas dari kota cianjur ke arah sukabumi, yakni antara Stasiun Cibeber, Stasiun Lampegan, dan Stasiun Cireungas.
Dari stasiun cibeber ke stasiun lampegan kereta melaju hanya 5 km/jam. Suara antar gerbong berderit-derit. Jalan menanjak. Membuat ngeri sekaligus seru berdebar-debar karena kereta seolah-olah miring dan oleng ke kanan dan kiri. Sepertinya di jalur ini laju kereta paling pelan yang pernah saya naiki, selain kereta api mainan di taman lalu lintas kota bandung.
Di stasiun lampegan kereta berhenti sebentar. Saya duduk di gerbong 5 dan harus berjalan agak jauh sampai dekat gerbong depan agar bisa memandang bangunan stasiun lampegan (439 mdpl).
stasiun lampegan |
Saya keluarkan kepala dari pintu gerbong. Celingak-celinguk ke luar dan melihat panorama manis di stasiun mungil ini. Hawanya sejuk.
Sayang kereta cepat berangkat. Ya sudah saya berdiri di bordes menanti terowongan lampegan yang tersohor itu. Terowongan kereta api pertama di Indonesia yang panjangnya 686 m atau sekitar 2,5 menit durasi waktu menempuhnya.
Selepas stasiun lampegan saya dan indra mencari-cari letak posisi gunung padang. Apakah yang itu? tanya saya menunjuk bukit. Bukan, tapi yang itu, kata indra menunjuk bukit yang lain. Kami cocokan dengan posisinya di googlemap, yang mana sih gunung padangnya. “Itu, di balik bukit yang itu!” kata indra lagi.
Kami tiba tepat waktu di stasiun sukabumi pukul 4 sore. Stasiunnya sibuk sekali. Penumpang duduk di hampir semua sudut. Saya ingin memperhatikan detail-detail stasiunnya tapi sulit karena ada indra dan nabil. Mereka bergegas pergi ke luar stasiun sementara saya masih berfoto.
Sepertinya saya akan kembali menyusuri jalur KA Siliwangi ini, sendiri atau bersama teman-teman seagama #ytta.
Bila saya teruskan perjalanan keretanya dari Sukabumi akan ketemu kota bogor. Kemudian dari Bogor masuk ke Jakarta. Maka artinya saya menempuh jalur kuno kereta api zaman hindia belanda jurusan Bandung - Batavia.
Saking lamanya perjalanan kereta api itulah pemerintah Belanda membuka jalur kereta baru, yaitu jalur Cikampek Purwakarta. Jalur ini yang sekarang jadi perlintasan kereta api pada umumnya. Sedangkan jalur antiknya, Bandung - Cianjur - Sukabumi, kini seperempat relnya mati dan sisanya dilintasi hanya KA Siliwangi.