Bila ada satu bangunan yang paling berkesan di sekitar kota tua Banyumas, itu adalah Masjid Agung Nur Sulaiman. Lokasinya di jantung alun-alunnya. Usia masjid ini lebih tua dari kota Bandung: 400 tahun!
19 km dari Purwokerto kami bertiga menumpang motor usai jajan di toko Brassil.
Sekitar pukul setengah lima sore kami tiba di masjid Agung Nur Sulaiman. Letaknya persis di samping alun-alun Banyumas yang sedang ramai orang karena ada karnaval.
Jarak yang demikian waktu tempuhnya hanya 20 menit saja. Tidak ada macet sebagaimana di Bandung.
Sampai di masjid kami langsung salat asar. Kewajiban tunai barulah kami bisa bersantai menikmati arsitektur masjidnya yang indah.
Jendela besar-besar dengan bukaan lebar. Tidak ada kacanya, tidak berteralis. Tempat berwudhu ada di sisi kiri dan kanan, dipisah tembok putih dengan ornamen kerawang berbentuk bintang.
Banyak tiang kayu dalam masjid, ada empat saka guru dan 12 saka pengarak. Di pucuk langit-langit masjid ada tumpangsari dengan dekorasi kupu-kupu di puncaknya.
Tegelnya adem dan resik luar biasa. Corak artdeco ada banyak. Corak yang sama menempel di dinding bagian bawah. Cantik sekali.
Karpet masjidnya luar biasa bersih. Area khusus wanitanya lapang membuat kami leluasa beribadah, merapikan kerudung yang miring, merapikan daleman yang nyengsol, dan berdandan.
Serambi masjidnya sangat nyaman buat diduduki dan membuat saya bengong sebentar. Angin sore datang menyentuh ujung kerudung di kening yang basah sisa raupan tadi.
Ada larangan merokok di area masjid. Jadi kami bisa duduk santai dan ngobrol di serambi tanpa kebul asap.
Rasanya ingin berlama-lama di sini.
Berkesempatan salat di masjid agung di alun-alun Banyumas untuk orang Bandung seperti saya adalah pengalaman berharga. Sebab tidak ada lagi masjid dengan arsitektur seindah ini di bandung.
Wajah cantik nan kuno masjidnya membuat pengalaman berkunjung sekaligus beribadah lebih berkesan. Istimewa sekali terasanya. Pengalaman berwudhu, salat, bahkan duduk-duduk di dalem masjid dan serambinya saja nyaman sekali buat tubuh dan mata.
Data lengkap mengenai sejarah masjidnya dapat dibaca di sini.
Makasih terkhusus untuk teman saya, Aditya, yang merekomendasikan masjid Agung Nur Sulaiman. Tanpa dia manalah saya tahu ada masjid secantik ini di Banyumas, membuat perjalanan jalan-jalan di Purwokerto kami rasanya penuh.