Bolu cukil kering bentuknya imut seperti tomat cheryy. Terbuatnya dari gula, telur, dan terigu. Tambahan rasanya vanila atau gula aren. Bolu Cukil Cap Tomat asalnya dari kota Parakan, Jawa Tengah, 373 km dari Bandung dan saya beruntung sekali bisa melongok dapurnya si bolu cukil the OG.
Iya saya berkunjung ke Parakan mengikuti turnya Alon Mlampah. Di kota tersebut saya diboyong ke sebuah rumah antik di Jalan Demangan 16. Rumah di sini ada nama-namanya. Yang kudatangi namanya Omah Tjandie atau Omah Gotong Royong.
Masuk ke rumahnya saya akan melewati sebuah pintu gerbang beratap genting. Lalu dari pintu tersebut menuju rumah ada halaman luas berumput hijau dan ada beberapa pohon. Sebuah jalan setapak cantik mengarah ke teras rumah. Masyallah cantik sekali rumahnya.
Usia rumahnya 173 tahun. Cat rumah dominan putih. Ada dua pilar besar dan super tebal di terasnya yang super luas itu. Beberapa lukisan terpajang di sana, di terasnya. Bila duduk di kursi-kursi teras kita akan menghadap Gunung Sumbing.
Sayangnya di seberang Omah Tjandie ada rumah tingkat dua yang menghalangi pandangan. Kubayangkan betapa nikmatnya nongkrong di teras Omah Tjandie, entah pagi atau sore, memandangi Gunung Sumbing. Gunungnya dekat sekali!
Dapur bolu cukil berada di bagian belakang rumah. Sebelum menuju dapurnya kami bertemu Dani, pemilik rumah tersebut. Dani adalah generasi keenam Omah Tjandie.
Rumah ini juga dikenal dengan nama Rumah Kungfu atau Rumah Pendekar. Maklum saja dahulunya di sini tinggal seorang ahli kungfu Lauw Djeng Tie. Ia mendirikan perguruan bernama Garuda Mas. Di sinilah ia mengajarkan ilmu bela diri, tenaga dalam, dan merintis usaha pengobatan obat gosok dan parem. Racikannya berhenti di tahun 2015.
Garuda Mas sudah tutup. Dani sendiri menguasai kungfu tapi ia tidak melanjutkan perguruan tersebut. Produk pengobatan yang ada di sini hanya 8 ml minyak gosok untuk mengobati memar dan pegal linu. Saya membelinya satu botol, harganya Rp15.000 saja.
Beberapa peninggalan guru kungfu Lauw Djeng Tie dapat kulihat. Ada tombak, golok, dan benda-benda alat bela diri dan senjata lainnya. Mereka terpajang di rumah bagian depan sebagai dekorasi. Kurasa rumah ini jadi museum kecilnya Garuda Mas.
Di dapurnya ada enam orang sibuk mengurus bolu cukil. Empat orang di depan kompor dan oven, dua lainnya di bagian pengemasan. Satu dari mereka adalah laki-laki.
Saya meminta izin rekam video. Mereka memperbolehkannya. Saya juga permisi mencicipi satu potong bolu cukil kering, mereka memberiku izin.
Rasanya manis. Varian rasa gula aren tidak lebih manis dari vanila. Sedap semua kuenya. Namun bagiku ini bukan kue baru, maksudku di Bandung maupun kota lainnya ada kue-kue yang rasanya seperti ini. Namun saya sedang berada di Parakan dan kupikir istimewa sekali bisa membeli langsung di dapurnya begini. Semacam bolu cukil The OG alias mbahnya, yang orisinil, yang legendaris.
Saat bolu matang ia dicukil dari wajan pemanggangnya. Karenanya bernama Bolu Cukil. Dan menurutku menyematkan nama Cap Tomat sangatlah menggemaskan.
Bolunya ada dua, varian basah yang tahan satu minggu dan kering yang ketahanannya hingga enam bulan. Rasanya manis dan cocok disantap sebagai camilan. Teman minumnya kopi pahit atau teh hangat yang tawar. Beuh nikmatnya!
Tersedia dalam kemasan 250 gram. Harga perbungkusnya kira-kira dua puluh ribuan.
Distribusi bolu cukil sampai ke kota Semarang, Magelang, dan Jogjakarta. Mereka tidak melayani pembelian online, saat kutanyakan mereka menjawab demikian. Namun bila kamu ingin membelinya mungkin bisa mengontak instagram PIPPA (Pusat Informasi Pariwisata Parakan).
Bagiku melongok dapur Bolu Cukil Cap Tomat adalah highlight pejalanan tur ini. Ny. Go Kiem Tong pendiri dan perintis bolu cukil wafat tahun 2015. Anak-anaknya yang meneruskan usaha tersebut.
Mereka bekerja hampir tiap hari pukul 07.30 hingga 4 sore. Mengetahui isi rumahnya masih produktif adalah hal yang membuatku lega dan senang. Biasanya rumah kuno isinya muram dan sepi, tapi Omah Tjandie milik keluarga Hoo Djien ini agak ramai dan ada kegiatan usaha yang berjalan terus-menerus. Hamdalah.
Wah seru banget langsung datang ke tempat pembuatannya, aku mupwng lihat bolunyaa...
ReplyDelete