Kesal juga kalo foto jepretan kita digunakan orang lain tanpa seizin kita. Namun hal-hal kayak gini sudah lumrah terjadi. Zaman digital namanya juga. Gak apa-apa sih gak permisi kepada pemilik fotonya, tapi cantumkan nama pemilik dan linknya wajib deh kayaknya. Iya gak?
Untuk itulah saya datang ke Toko Kopi Javaco di Kebon Jati. Sengaja saya datang ke sana untuk buat tutorial motret kopi Javaco di depan tokonya. Foto milik saya yang anglenya di seberang toko itulah yang terbanyak direpost dan diambil akun-akun travel. Gak banyak sampai puluhan kali kok, hanya 6x kayakya ada. Hahaha enam kali aja udah ganjen bikin tulisan di blog begini kenapa ya?
Saya posting tutorial motret Javaco di Kebon Jati tiada lain dalam rangka menyindir mereka yang posting foto Javaco milik saya tanpa permisi. Namun entahlah apakah sindirannya diterima pelaku. Hehe.
Pada malas atau gimana sih? Motretnya gampang banget padahal nih. Saya mulai ya tutorialnya.
1. Datangi Toko Kopi Javaco di Jalan Kebon Jati 69 Bandung. Jangan malas terus modal save picture atau capture foto orang. Ayo keluar rumah, keluar kantor, dan datang ke tokonya. Buka pukul 9 pagi. Tutupnya jam 2 siang. Tidak ada plang nama toko. Hari minggu tutup.
2. Beli kopinya. Jangan minta gratisan, apalagi ditukar dengan exposure instagram dan tiktok. Gak. Jangan. Selalulah beli di tempat-tempat seperti ini.
Ada Arabica, Robusta, dan Melange. Kopi Javaco yang Melange kalo gak salah campuran antara robusta dan arabica (cmiiw). Semua kopi di sini level gilingnya medium alias giling kasar. Jadi menyeduh kopinya harus dengan air ngagolak pisan (air panas mendidih).
Kita bisa beli 1 ons paling sedikit.
1 ons arabica Rp17.000
3. Untuk memotret kopi di Javaco di depan tokonya belilah kemasan 250 gram atau 500 gram agar volume kemasannya cocok dengan tangan kita dan ukuran bangunan toko. Kan ceritanya mau motret di seberang tokonya nih. Kemasan kopinya kita pegang dan latar fotonya adalah bangunan toko Javaco.
Saya pernah beli 1 ons, 250 gram, dan 500 gram. Tercocok kemasannya bila ingin memotret si kopi berlatar bangunan tokonya dari seberang jalan adalah 500 gram.
4. Waspada saat memotret. Mengingat lokasi kita berada di pinggir jalan raya yang ramai. Khawatirnya kita terserempet kendaraan, menghalangi pengguna jalan, dan kena jambret.
Ajak teman saja dan minta ia menemani. Kita sibuk berfoto dan dia menjaga kita. Beuh dijaga-jaga segala baik pisan kalo ada teman begini yah hehe.
5. Selalu ada kendaraan parkir tepat di seberang Javaco. Sementara menurutku angle terbaik motret kopi Javaco dengan latar bangunan tokonya yang antik adalah tegak lurus dengan bangunannya.
Jadi antara nunggu jalanan kosong banget (berkat lampu merah di perempatan kebonjati-gardujati-pasir kaliki) atau motret dari samping.
Semoga beruntung dapat titik tepat di seberang dan di hadapan toko Javaco ya.
6. Udah fotonya? oke cek dulu barangkali kurang banyak pilihan foto. Kalau sudah okelah bisa cabut. Hehe.
Gitu aja. Gampil ya! Tulisan lama Kopi Javaco yang pernah saya tulis tahun 2016 bisa dibaca di sini yah.
Bye, Javaco!
Bye juga kamu yang suka posting-posting foto milik orang lain dan gak cantumin photo creditnya.
Sabar yah ceu (gak punya komen lain, wkwkwk)
ReplyDelete