Pagi itu kami belanja di pasar loak di Tegalega. Kami melihat ada asap mengepul. Bau sate. Jam 8.30 pagi udah ada yang jual sate? Oke kami lihat dulu satenya. Lihat dulu aja pokoknya.
Hoo oke sate sapi. Kami bungkus satenya 10 tusuk. Keputusan yang sangat baik. Enak soalnya. Hehe.
Sate Pelana. Kuingat ada nasi kuning beken namanya naskun pelana di sini, tapi gak kulihat ada naskunnya. Sepanjang jalan pelana yang super pendek itu hanya ada pedagang makanan sate pelana.
Gokil sih sate ini.
Satu gerobak kecil ini yang kerjanya lima orang bapak-bapak semua. Kalo pernah nonton serial Preman Pensiun, nah dalam bayangan saya bapak-bapak ini adalah sekumpulan preman pensiun kayak kang mus dan duo pipit murad, yang jadi pedagang sate sapi.
Ataukah mereka intel? Ah intel modusnya dagang nasi goreng bukan sate, ya gak sih?
Kembali ke sate sapi pelana yang satenya ya tuhaaaannnn tolong! Kalo dine in ku kasih bintang sembilan, bila take away rasa satenya jadi bintang delapan.
Makan di sini piringnya kita pegang sendiri. Kita duduk melingkar saling berhadapan dengan pembeli lain, asap sate mengepul-ngepul sangar.
Ada satu meja di tengah-tengah sepetak kecil kiosnya, tapi si meja berfungsi menyimpan gelas dan aneka macam barang entah apa.
Bila dine in si sate tersaji tanpa tusuknya, sudah dilepas dari tusuknya. Jadi kita tinggal menyendoknya saja ke mulut.
Pembeli di sini tipikal old customer. Bukan old tua aja tapi juga pelanggan setia dan bedegong alias gak pada inget kolesterol apa yak. Hehe.
Mungkin terkesan biasa ajalah makan sate pagi-pagi emang kenapa. Iya memang. Namun di Bandung dalam kesehariannya, menyantap sate pukul 9 pagi bisa dibilang makanan mewah. Menu sarapan orang bandung tuh bukan sate melainkan nasi kuning, gorengan, nasi uduk, bubur, dan kupat tahu. Ringan dan santai.
Sate terbilang makanan berat dari segi terkstur dan harga. Jadi kusebut ini makanan pemberani karena emang bukan makanan pagi dalam keseharian orang Bandung sih. Gak mungkin kan kamu makan beginian terus tiap pagi? tapi mungkin banget kamu makan nasi kuning dan bala-bala tiap hari.
Entah bagaimana kebiasaan di Purwakarta (dengan sate marangginya) bahkan kota lainnya. Kalo ingin memulai hari yang istimewa dengan sarapan istimewa, bila meluncur ke Jalan Pelana. Ada Sate Pelana di sana.
Harga terjangkau, satu tusuknya 1.900. Rasa? Bintang lima! Beneran bintang lima.
Lalu di sini air minumnya tersaji dalam gelas kaca. Air teh, cienteh yang dikucurin dari ketel beneran. Beuh! Air minum dalam kemasan? Apa itu air minum dalam kemasan?!
Sate Pelana alamatnya googling aja tinggal buka googlemap. Terima kasih kembali.
Post Comment
Post a Comment