Fish Express, worksheet sekolah, dan drama korea. Mereka yang mengisi hari-hariku di rumah. Selama 45 hari karantina akibat Covid-19, saya pergi keluar rumah...berapa kali ya. Lima kali? Dalam rangka bekerja saja, gak ke mana-mana kecuali selesaikan pekerjaan.
Ada satu hari kupergi ke pasar karena stok makanan di rumah habis, nah itulah hari pertama dan terakhir ku bersumpah gak akan ke pasar lagi selama pandemi covid-19 ini.
Ada satu hari kupergi ke pasar karena stok makanan di rumah habis, nah itulah hari pertama dan terakhir ku bersumpah gak akan ke pasar lagi selama pandemi covid-19 ini.
Saya gak punya anxiety disorder, tapi di pasar itu saya mengalami hal yang aneh. Seperti mendadak merasa pengap luar biasa, cemas berlebihan, sesak napas, dan gak bisa mikir. Aneh banget. Mau beli tempe, belinya kembang kol. Mau nyetok Tahu, dapatnya pindang tongkol.
Gokil kebanyakan baca berita tentang corona membuatku gila.
Akhirnya kuputuskan belanja di Belibu atau Locarvest aja. Saya menyuplai kebutuhan perikanan mereka. Sambil kirim stok, sambil kubelanja di sana.
Sekolah kubil gak ada masalah. Karena masih kecil, pelajarannya juga gak seabrek-abrek. Masih bisa diikuti dengan pelan. Cuma materi belajarnya saya tambah sendiri. Kasihan juga sih dia satu-satunya anak kecil di rumah. Bosan ketemunya saya dan Indra mulu. Dia kangen temen sebayanya.
Corona keparat kapan pergi dari planet bumi...heugh...
Blog bagaimana? Wah, ini gak keurus. Kalo ada waktu luang, saya milih nonton drama korea. Ini hobi baruku yang gak tahu sampai kapan durasinya hahaha. Temanku bilang hobi baruku ini aneh. Menurutku enggak. Semua orang akan nonton drama korea, tunggu saja waktunya akan datang. Hahaha.
Gak ada rencana saya mau ikut kelas-kelas belajar online. Entahlah, rasanya enak sekali jadi setengah pengangguran begini. Fokusku hanya kerja dan...yah di rumah saja. Maksudku gak ada tuntutan gaya hidup selain menyelesaikan cucian piring, memastikan pakaian bersih dari kuman, dan sprei rajin diganti.
Memasak? sudah kulakukan sehari-hari.
Jajan? masih meski gak sesering biasanya.
Begitulah hari-hariku yang garing selama karantina. Kubilang bosan, enggak juga. Sehari-hari sudah biasa bekerja dari rumah.
Kangen bioskop, ada. Kangen jalan kaki menyusuri trotoar rusak perkotaan, ada. Kangen moto-moto rumah antik, ada banget. Sungguh tahun ini tahun yang aneh.
Akhirnya kuputuskan belanja di Belibu atau Locarvest aja. Saya menyuplai kebutuhan perikanan mereka. Sambil kirim stok, sambil kubelanja di sana.
Sekolah kubil gak ada masalah. Karena masih kecil, pelajarannya juga gak seabrek-abrek. Masih bisa diikuti dengan pelan. Cuma materi belajarnya saya tambah sendiri. Kasihan juga sih dia satu-satunya anak kecil di rumah. Bosan ketemunya saya dan Indra mulu. Dia kangen temen sebayanya.
Corona keparat kapan pergi dari planet bumi...heugh...
Blog bagaimana? Wah, ini gak keurus. Kalo ada waktu luang, saya milih nonton drama korea. Ini hobi baruku yang gak tahu sampai kapan durasinya hahaha. Temanku bilang hobi baruku ini aneh. Menurutku enggak. Semua orang akan nonton drama korea, tunggu saja waktunya akan datang. Hahaha.
Gak ada rencana saya mau ikut kelas-kelas belajar online. Entahlah, rasanya enak sekali jadi setengah pengangguran begini. Fokusku hanya kerja dan...yah di rumah saja. Maksudku gak ada tuntutan gaya hidup selain menyelesaikan cucian piring, memastikan pakaian bersih dari kuman, dan sprei rajin diganti.
Memasak? sudah kulakukan sehari-hari.
Jajan? masih meski gak sesering biasanya.
Begitulah hari-hariku yang garing selama karantina. Kubilang bosan, enggak juga. Sehari-hari sudah biasa bekerja dari rumah.
Kangen bioskop, ada. Kangen jalan kaki menyusuri trotoar rusak perkotaan, ada. Kangen moto-moto rumah antik, ada banget. Sungguh tahun ini tahun yang aneh.
Mudah-mudahan umurku panjang supaya masih bisa merayakan hidup ini, bersama Indra dan Kubil. Bersama kamu juga.
Post Comment
Post a Comment