Pernah melintas Jalan Wastukencana dan membaca signage di atas sebuah gedung antik berbunyi: Interlink?
Warga Bandung sih pasti pernah. Siganagenya gede gitu lho. Pasti terbaca mudah.
Interlink ini kantor agen wisata. Rasa-rasanya sih belum lama saya lihat signagenya dicopot. Entah ke mana kantor Interlink pindah. Kini gedung berasitektur ala kolonial itu tak lagi bertuan. Kosong.
Dewi dan Isma dari komunitas Heritage Lover merancang kegiatan berkunjung ke Eks Interlink. Tentu saja saya gak mau melewatkannya. Hari minggu waktu itu (14/7/2019).
Gedung eks-interlink adanya di Jalan Wastukencana no. 5. Gak jauh dari Gereja Bethel. Di seberangnya Balaikota.
Bisa masuk ke dalamnya, saya semangat banget! Senang! Gak tahu nih gimana harus berterima kasih pada Dewi dan Isma :)
Bagian paling mencolok dari gedung ini adalah tegelnya. Di satu bangunan ini ada lima motif tegel! Gokil banyak ya. Sekaya apa ini orang yang punya gedung hahaha.
Di dalam gedung gak ada perabotan. Kosong blas. Hanya ada seperangkat alat tidur dan berjaga. Itu pun di ruang depan saja. Sisanya hampa. Langit-langit tinggi dan pintu ukuran besar.
Ada dua kamar utama. Terlalu sedikit ya jumlah kamarnya buat rumah sebesar itu. Tapi ini gedung memang bukan rumah. Melainkan kantor, perusahaan.
Berdasarkan tulisan Kodar Solihat yang saya baca di web Jabar Agro, gedung ini dahulu bekas perusahannya Pirelli. Pirelli memiliki perkebunan karet di Bunisari - Lendra di Garut.
Ya, Pirelli yang dimaksud adalah sponsor yang namanya nempel terus di seragamnya Intermilan! Siapa sangka nama yang sering penggemar sepakbola liga italia lihat ini ada hubungannya dengan Bandung, Garut, Indonesia!
Gimana cerita Pak Kodar tahu kalau gedungnya pernah jadi kantor perusahaan Pirelli? Baca ada di websitenya. Saya rasa gak sopan juga kalau saya salin semua informasinya di sini.
Di sini mah saya pajang foto-foto aja ya. Sejarah lengkap bacanya di sini: Perkebunan Bunisari-Lendra Dulunya Milik Industri Ban Pirelli.
Dari risetnya, Dewi membaca kalau di buku telpon tahun 1941 tercatat ada enam orang yang alamatnya di jalan yang sama: Logeweg no 5. Alias jalan wastukencana.
Ke enam orang ini punya nama belakang yang berbeda. Artinya, bukan kerabat dong. Mereka bekerja di alamat yang berbeda-beda. Ada yang kerjanya di apotek, PLN (dulu Gebeo namanya), juga ada yang kerjanya di sekolah (di St Augustinus). Lantas mengapa di buku telpon alamat mereka sama. Apa mereka ngontrak di Logeweg 5?
Di era kemerdekaan, bangunan ini jadi kantor Departemen Perdagangan Jawa Barat. Setelah itu entah dimiliki siapa dan disewakan pada Interlink. Sekarang pun gedungnya terbuka untuk disewa dan dijual.
Siapa sangka ya. Di sudut kota pegunungan ini ada asetnya produsen ban salah satu yang terbesar di dunia.
Warga Bandung sih pasti pernah. Siganagenya gede gitu lho. Pasti terbaca mudah.
Interlink ini kantor agen wisata. Rasa-rasanya sih belum lama saya lihat signagenya dicopot. Entah ke mana kantor Interlink pindah. Kini gedung berasitektur ala kolonial itu tak lagi bertuan. Kosong.
Dewi dan Isma dari komunitas Heritage Lover merancang kegiatan berkunjung ke Eks Interlink. Tentu saja saya gak mau melewatkannya. Hari minggu waktu itu (14/7/2019).
Gedung eks-interlink adanya di Jalan Wastukencana no. 5. Gak jauh dari Gereja Bethel. Di seberangnya Balaikota.
Bisa masuk ke dalamnya, saya semangat banget! Senang! Gak tahu nih gimana harus berterima kasih pada Dewi dan Isma :)
Bagian paling mencolok dari gedung ini adalah tegelnya. Di satu bangunan ini ada lima motif tegel! Gokil banyak ya. Sekaya apa ini orang yang punya gedung hahaha.
Di dalam gedung gak ada perabotan. Kosong blas. Hanya ada seperangkat alat tidur dan berjaga. Itu pun di ruang depan saja. Sisanya hampa. Langit-langit tinggi dan pintu ukuran besar.
Ada dua kamar utama. Terlalu sedikit ya jumlah kamarnya buat rumah sebesar itu. Tapi ini gedung memang bukan rumah. Melainkan kantor, perusahaan.
Berdasarkan tulisan Kodar Solihat yang saya baca di web Jabar Agro, gedung ini dahulu bekas perusahannya Pirelli. Pirelli memiliki perkebunan karet di Bunisari - Lendra di Garut.
Ya, Pirelli yang dimaksud adalah sponsor yang namanya nempel terus di seragamnya Intermilan! Siapa sangka nama yang sering penggemar sepakbola liga italia lihat ini ada hubungannya dengan Bandung, Garut, Indonesia!
Gimana cerita Pak Kodar tahu kalau gedungnya pernah jadi kantor perusahaan Pirelli? Baca ada di websitenya. Saya rasa gak sopan juga kalau saya salin semua informasinya di sini.
Di sini mah saya pajang foto-foto aja ya. Sejarah lengkap bacanya di sini: Perkebunan Bunisari-Lendra Dulunya Milik Industri Ban Pirelli.
Dari risetnya, Dewi membaca kalau di buku telpon tahun 1941 tercatat ada enam orang yang alamatnya di jalan yang sama: Logeweg no 5. Alias jalan wastukencana.
Ke enam orang ini punya nama belakang yang berbeda. Artinya, bukan kerabat dong. Mereka bekerja di alamat yang berbeda-beda. Ada yang kerjanya di apotek, PLN (dulu Gebeo namanya), juga ada yang kerjanya di sekolah (di St Augustinus). Lantas mengapa di buku telpon alamat mereka sama. Apa mereka ngontrak di Logeweg 5?
Di era kemerdekaan, bangunan ini jadi kantor Departemen Perdagangan Jawa Barat. Setelah itu entah dimiliki siapa dan disewakan pada Interlink. Sekarang pun gedungnya terbuka untuk disewa dan dijual.
Siapa sangka ya. Di sudut kota pegunungan ini ada asetnya produsen ban salah satu yang terbesar di dunia.
Ruang depan |
Masih di ruang paling depan |
Di ruang tengah |
Di ruangan belakang, kamar |
Di kamar satunya lagi |
Teks & foto: Ulu
Tegelnya cakep2 ya 😍
ReplyDeletesetelah di renovasi tegelnya jadi mengkilap
DeleteAda info, Interlink Tour & Travel Services kantor pusat Bandung pindah ke Jl Ciliwung 18, Cihapit, Bandung.
ReplyDeleteSekarang sudah di renovasi, dengan mempertahankan bentuk bangunan asli
ReplyDelete