Apa orang masih baca blog?
Saya masih. Media sosial dengan caption pendek-pendek nampaknya lebih disukai sih. Saya sendiri rajin menulis caption di IG dibanding menulis di blog. Haha.
Pembaca blog Bandung Diary per hari 200 view. Kalo musim liburan bisa naik sampe 300. Berarti masih ada dong yang baca blog. Namun di satu sisi, saya akui saya gak sering nulis di blog lagi kayak dulu. Kenapa?
Lantas, saya membuat survey di stories IG. Pemicunya karena di Twitter, ada yang share 50 hal yang mati di era milenial. #MillenialsKillEverything cenah hesteknya. Di no 49 ada: blog.
Milenial membunuh blog, katanya. Hmmm... apa iya?
Survey saya dan jawaban netizen saya urai di sini ya.
Masih pada baca blog gak?
Baca : 64%
Enggak : 36%
124 voted
Gimana kalo format blog saya pindahin ke stories?
Pindahin : 38%
Gak perlu : 62%
84 voted
Saya bertanya kepada yang menjawab ENGGAK BACA BLOG, alasannya kenapa?
Kesimpulan saya nih, blog masih ada nyawanya. Masih panjang usianya. Dia bagian dari google dan tahu kan mesin pencari apa yang paling laku? Google dong. Kalo kamu search nih, browsing-browsing gitu, google akan merekomendasikan blog dulu ketimbang media sosial. Bener gak sih? Sotoy amat saya haha.
Blog organik memang ketimpa banyak sama web-web dengan teknik SEO canggih. Tulisan saya pun yang dua tahun lalu bertengger di google page 1, tenggelam jauh karena web-web travel seo. Gak apa-apa, namanya juga persaingan haha.
Saya sendiri masih membaca blog, dengan topik yang saya sukai aja. Atau saya suka branding orangnya sehingga apapun yang dia upload mau di mana pun dalma bentuk apapun, saya pasti klik.
Bila menulis untuk kepuasan diri sendiri tanpa repot mencari pembaca/klik, terus aja ngeblog. Namun sebaliknya, bisa mencari pembaca atau perhatian bahkan cari uang dari blog (selain iklan adsense) mau gak mau ikutan tren sih. Maka gunakan media sosial sebagai pelengkap. Ibaratnya mah tulangnya media sosial, dagingnya itu blog.
Saya rasa gak ada yang salah menjadi blogger yang idealis maupun blogger yang mencari uang dari kontennya.
Lantas, gak usah bingung mau mulai darimana bila ingin menulis di planet digital. Platformnya ada banyak. Tiap platform beda karakternya. Blog hanya salah satunya. Seenggak-enggaknya, yang bertahan sejak 1990 ya? Platform lain jatuh bangun dan tutup. Platform blog ada terus. Entah 3 tahun lagi, 5 tahun lagi, 7 tahun lagi. Haha. Mudah-mudahan mah ada terus.
Saya masih. Media sosial dengan caption pendek-pendek nampaknya lebih disukai sih. Saya sendiri rajin menulis caption di IG dibanding menulis di blog. Haha.
Photo Courtesy di sini |
- Platform karakternya seolah-olah meminta saya nulis panjang. Padahal pendek juga gak masalah. Jadi kita udah mikir ribet duluan nulis juga belum. Iya kan? :D
- Lebih ribet dari medsos dan gak ada interaksi langsung dengan pembaca selain tombol share dan komen.
- Media sosial lebih seru sih hahaha
Lantas, saya membuat survey di stories IG. Pemicunya karena di Twitter, ada yang share 50 hal yang mati di era milenial. #MillenialsKillEverything cenah hesteknya. Di no 49 ada: blog.
Milenial membunuh blog, katanya. Hmmm... apa iya?
Survey saya dan jawaban netizen saya urai di sini ya.
Masih pada baca blog gak?
Baca : 64%
Enggak : 36%
124 voted
Gimana kalo format blog saya pindahin ke stories?
Pindahin : 38%
Gak perlu : 62%
84 voted
Saya bertanya kepada yang menjawab ENGGAK BACA BLOG, alasannya kenapa?
- Terlalu panjang tulisannya
- Baca kalo perlu aja, misal kalo mau traveling, browsing dulu cari rekomendasi tempat yang oke
- Membosankan
- Sulit cari waktu untuk baca, baca blog menyita waktu banyak
- Enakan baca di stories IG
- Seringnya baca IG
- Loading blog lebih lama dibanding medsos
- Kalah sama wattpadd
- Susah nemu blog yang beneran 'unik' karena kebanyakan cuma iklan
- Males baca blog di hp, enakan baca di PC/laptop, masalahnya lebih sering buka hp daripada laptop
- Blog mah kebanyakan intro
- Baca kalo suka topiknya aja
Kesimpulan saya nih, blog masih ada nyawanya. Masih panjang usianya. Dia bagian dari google dan tahu kan mesin pencari apa yang paling laku? Google dong. Kalo kamu search nih, browsing-browsing gitu, google akan merekomendasikan blog dulu ketimbang media sosial. Bener gak sih? Sotoy amat saya haha.
Blog organik memang ketimpa banyak sama web-web dengan teknik SEO canggih. Tulisan saya pun yang dua tahun lalu bertengger di google page 1, tenggelam jauh karena web-web travel seo. Gak apa-apa, namanya juga persaingan haha.
Saya sendiri masih membaca blog, dengan topik yang saya sukai aja. Atau saya suka branding orangnya sehingga apapun yang dia upload mau di mana pun dalma bentuk apapun, saya pasti klik.
Bila menulis untuk kepuasan diri sendiri tanpa repot mencari pembaca/klik, terus aja ngeblog. Namun sebaliknya, bisa mencari pembaca atau perhatian bahkan cari uang dari blog (selain iklan adsense) mau gak mau ikutan tren sih. Maka gunakan media sosial sebagai pelengkap. Ibaratnya mah tulangnya media sosial, dagingnya itu blog.
Saya rasa gak ada yang salah menjadi blogger yang idealis maupun blogger yang mencari uang dari kontennya.
Lantas, gak usah bingung mau mulai darimana bila ingin menulis di planet digital. Platformnya ada banyak. Tiap platform beda karakternya. Blog hanya salah satunya. Seenggak-enggaknya, yang bertahan sejak 1990 ya? Platform lain jatuh bangun dan tutup. Platform blog ada terus. Entah 3 tahun lagi, 5 tahun lagi, 7 tahun lagi. Haha. Mudah-mudahan mah ada terus.
Mmebaca ini aku merasas sedih teh, emang bener milenial ini membunuh (nyaris) segalanya, fenomena toko buku yang tutup aja udah bikin hati tercabik. Media sosial makin menggema, digerus segala kecanggihan beneran gatau 5-7 tahun lagi blog masih ada, makin diminati atau gimana. Toh sosial media juga begitu ada langsung wuss aja meroket, meninggalkan banyak hal pula. Yang pasti ada sisi baik juga buruknya ya, berharap blog tetep ada, karena yang aku rasa begini : Segeje nya juga orang nulis blog gitu ya, mereka mikir bahkan untuk artikel klik bait sekalipun ya mikir gitu biar klik bait gmana haha. Nah sosmed ini kadang yaudah posting aja, modal ngisengin orang, atau komentarin yang lagi viral ya jadi deh.
ReplyDeleteEh aku komen panjang banget yak maapken.
Kangen baca tulisan teh Ulu soalnya
Masihhhh ❤❤❤
ReplyDeleteMasih perlu
ReplyDeleteSemoga ada terus
ReplyDeletesaya baca artikel ini tepat setelah TikTok mengalahkan YouTube, user lebih banyak menghabiskan waktu di TikTok daripada YouTube. kalau dulu konten tulisan kalah dari konten video, sekaraang konten video yang panjang dan lengkap pun kalah dengan konten yang bukan cuma singkat, tapi super singkat. perhatian kita, durasi fokus kita, kian tahun kian menipis. saya dengar waktu perhatian kita per 2021 ini cuman 8 detik, lebih singkat dari ikan mas yang 9 detik. gak heran hoaks makin marak sebab kita tak lagi punya kesabaran utk gali informasi lebih dalam...sedih sih...dunia kok jadi seperti ini...[LOL bahkan video "Alur cerita film" di YouTube ada yg ditonton 4jt kali, sementara filmnya sendiri juga ada di YouTube dan baru ditonton sekitar 200rb kali, kita sampai di titik bahkan nonton film 2 am aja males dan lebih suka nonton ringkasannya]
ReplyDeletesaya rasa masih, karena sy juga penulis blog gado2 di www.ekagoblog.com hehehe..
ReplyDeleteblog itu platform kita sendiri yg nentuin. klo sosmed yg punya sosmed yg nentuin, yg banyak duitnyapun owner sosmednya, tp klo blog selalu berdiri sendiri gmn owner nya yg kelola