Abis jalan-jalan di Surabaya, ceritanya saya pengen ke Semarang. Mampir sebentar di kota lumpia itu. Barulah balik ke Bandung. Ternyata di Semarang gak bisa sehari saja. Sebab kota ini menarik banget!
Bila biasanya menumpang kereta api, kali ini saya menumpang bus. Bus Sugeng Rahayu Traveloka, pesan kursi eksekutif ongkosnya Rp100.000 saja. Bus Sugeng Rahayu ini udah pegangannya warga lokal Jawa lah.
Di Semarang kunjungan wajibnya ada beberapa tempat. Makanya gak cukup sehari doang. Extend lah dua hari. Hehe.
Siapin kaki yang kuat.
Siapin perut yang kosong.
Ke mana aja, ngapain aja?
Semarang nih bisa dibilang surganya bangunan klasik. Bandung ketinggalan jauh sih jumlah bangunan kunonya dibanding Semarang.
Tapi saya pikir perhatian pemerintah terhadap bangunan tua ya sama saja. Mau di Bandung atau Semarang, banyak cueknya 😂
Kecuali di pusatnya kota sih. Seenggaknya di jantung kotalah bangunan kategori cagar budaya (agak) diperhatikan oleh yang berkuasa.
Kota Lama pusatnya gedung-gedung kolonial. Sekarang kawasan ini sedang direstorasi. Lebih cakep. Lebih ramah pejalan kaki.
Pernah lihat bangunan klasik bertuliskan Spiegel wara-wiri di timeline instagram?
Spiegel adalah bangunan kolonial, satu dari banyak gedung klasik di Kota Lama. Dia sedang melejit popularitasnya. Mana ini gedung diisi kafe kopi pula. Segala-galanya instagenic di sini.
Lawang Sewu & Gereja Blenduk gak usah dijelasin lagi lah udah pada tahu semua kan. Hehe.
Dari Kota Lama, pindah ke Kauman.
Di Kauman masi ada peninggalan bangunan kolonial. Pabrik Hygeia salah satunya. Pabrik air minum pertama di Semarang.
Ada juga Pasar Johar. Dahulu ini pasar cakep banget. Indah dan megah. Sayang kondisinya sekarang berbeda jauh sejak bencana kebakaran tahun 2015.
Lantas, di sini kita telusuri rumah-rumah kuno di Kauman. Berjalan kaki saja keluar masuk gang. Mengamati rumah dengan dekorasi unik dan jendela berbuku-buku antik.
Kauman sendiri termasuk kawasan religi. Lokasinya tak pernah jauh dari masjid besar. Dalam hal ini Masjid Agung Kauman Semarang.
Udah capek jalan kakinya? Yok pindah ke kawasan Pecinan! Kalo di sini, banyak jajanannya. Nyam!
Pecinan semarang gak boleh dilewat. Eksotis abis! Klentengnya, rumah-rumah dengan arsitektur pecinannya, dan tentu saja menyusuri kios-kios kulinernya.
Klenteng Sam Poo Kong yang megah. Jejak Laksamama Cheng Ho ada di sini. Di dalamnya saja ada empat bangunan klenteng lainnya: Kelenteng Dewa Bumi, Kelenteng Juru Mudi, Kelenteng Sam Poo Tay Djien, dan Kelenteng Kyai Jangkar.
Sementara itu kelestarian rumah-rumah tionghoa Semarang emang tidak lebih baik dari kondisi serupa Bandung. Namun bisa menyaksikan meski sisanya saja masih menarik hati kok.
Ke Semarang, jajannya lumpia gang lombok! Harus ke sana lho. Lonely Planet aja rekomendasiin kuliner ini.
Gitu kata teman-teman.
Ini kios lumpia pertama di Semarang. Sudah lewat empat generasi, artinya si lumpia udah lebih dari seabad dong ya.
Di sini mereka menyediakan hanya lumpia ayam dan udang. Cuma dua doang tapi ramenya luar biasa. Legendaris! Saya aja ante sampe sejam. Capek emang. Tapi begitu makan lumpianya, alamaaaak nikmat parah!
Rasa rebungnya istimewa. Konon di situlah kunci kelezatannya. Saat lumpia disajikan, disertakan juga bawang daun, selada, dan cabe rawit. Rasa manis, gurih, sekaligus pedas bergemuruh nikmat di mulut.
Ini pasar kuliner yang adanya malam hari saja. Konon, kuliner Semarang tumplek tumblegh di sini. Pilih aja mau apa. Sebanyak apa.
Hanya saja bagi muslim harus tanya dulu nih sama yang jualnya. Halal atau engga. Beberapa menu di sini menggunakan bahan nonhalal.
Kuliner rekomendasi di Pasar Semawis nih: es hawa yang unik dan langka, jamu jun, es cong lik, dan tahu pong nasi ayam.
Menu makanan berat ada banyak. Kebanyakan ala makanan tionghoa. Kayak nasi goreng babat. Enak-enak semua sih di sini hahaha. Siapin aja perut yang kosong kalo ke Pasar Semawis.
Jalan kaki udah, makan banyak udah. Foto-foto bejibun. Tinggal siapin diri buat pulang ke Bandung.
Kota lumpia memang berkesan. Termasuk kota yang seru dan ga ada habisnya.
Sampai ketemu lagi, Semarang!
Bila biasanya menumpang kereta api, kali ini saya menumpang bus. Bus Sugeng Rahayu Traveloka, pesan kursi eksekutif ongkosnya Rp100.000 saja. Bus Sugeng Rahayu ini udah pegangannya warga lokal Jawa lah.
Di Semarang kunjungan wajibnya ada beberapa tempat. Makanya gak cukup sehari doang. Extend lah dua hari. Hehe.
Siapin kaki yang kuat.
Siapin perut yang kosong.
Ke mana aja, ngapain aja?
1. Jelajah Kota Lama, Kauman, dan Pecinan
Wisata jalan kaki dulu. Enaknya jalan kaki, bisa lihat, lebih dekat lebih detail dan bisa pegang-pegang. Hehe.Semarang nih bisa dibilang surganya bangunan klasik. Bandung ketinggalan jauh sih jumlah bangunan kunonya dibanding Semarang.
Tapi saya pikir perhatian pemerintah terhadap bangunan tua ya sama saja. Mau di Bandung atau Semarang, banyak cueknya 😂
Kecuali di pusatnya kota sih. Seenggaknya di jantung kotalah bangunan kategori cagar budaya (agak) diperhatikan oleh yang berkuasa.
Kota Lama pusatnya gedung-gedung kolonial. Sekarang kawasan ini sedang direstorasi. Lebih cakep. Lebih ramah pejalan kaki.
photo source: Traveloka |
Pernah lihat bangunan klasik bertuliskan Spiegel wara-wiri di timeline instagram?
Spiegel adalah bangunan kolonial, satu dari banyak gedung klasik di Kota Lama. Dia sedang melejit popularitasnya. Mana ini gedung diisi kafe kopi pula. Segala-galanya instagenic di sini.
Lawang Sewu & Gereja Blenduk gak usah dijelasin lagi lah udah pada tahu semua kan. Hehe.
Dari Kota Lama, pindah ke Kauman.
Di Kauman masi ada peninggalan bangunan kolonial. Pabrik Hygeia salah satunya. Pabrik air minum pertama di Semarang.
Ada juga Pasar Johar. Dahulu ini pasar cakep banget. Indah dan megah. Sayang kondisinya sekarang berbeda jauh sejak bencana kebakaran tahun 2015.
Lantas, di sini kita telusuri rumah-rumah kuno di Kauman. Berjalan kaki saja keluar masuk gang. Mengamati rumah dengan dekorasi unik dan jendela berbuku-buku antik.
Kauman sendiri termasuk kawasan religi. Lokasinya tak pernah jauh dari masjid besar. Dalam hal ini Masjid Agung Kauman Semarang.
Udah capek jalan kakinya? Yok pindah ke kawasan Pecinan! Kalo di sini, banyak jajanannya. Nyam!
Pecinan semarang gak boleh dilewat. Eksotis abis! Klentengnya, rumah-rumah dengan arsitektur pecinannya, dan tentu saja menyusuri kios-kios kulinernya.
photo source: Traveloka |
Klenteng Sam Poo Kong yang megah. Jejak Laksamama Cheng Ho ada di sini. Di dalamnya saja ada empat bangunan klenteng lainnya: Kelenteng Dewa Bumi, Kelenteng Juru Mudi, Kelenteng Sam Poo Tay Djien, dan Kelenteng Kyai Jangkar.
Sementara itu kelestarian rumah-rumah tionghoa Semarang emang tidak lebih baik dari kondisi serupa Bandung. Namun bisa menyaksikan meski sisanya saja masih menarik hati kok.
2. Lumpia Gang Lombok nan legendaris
Gak kehitung lagi teman yang rekomendasikan lumpia ini.Ke Semarang, jajannya lumpia gang lombok! Harus ke sana lho. Lonely Planet aja rekomendasiin kuliner ini.
Gitu kata teman-teman.
Ini kios lumpia pertama di Semarang. Sudah lewat empat generasi, artinya si lumpia udah lebih dari seabad dong ya.
Di sini mereka menyediakan hanya lumpia ayam dan udang. Cuma dua doang tapi ramenya luar biasa. Legendaris! Saya aja ante sampe sejam. Capek emang. Tapi begitu makan lumpianya, alamaaaak nikmat parah!
photo source: Traveloka |
Rasa rebungnya istimewa. Konon di situlah kunci kelezatannya. Saat lumpia disajikan, disertakan juga bawang daun, selada, dan cabe rawit. Rasa manis, gurih, sekaligus pedas bergemuruh nikmat di mulut.
3. Jajan di Pasar Semawis
Ini pasar kuliner yang adanya malam hari saja. Konon, kuliner Semarang tumplek tumblegh di sini. Pilih aja mau apa. Sebanyak apa.Hanya saja bagi muslim harus tanya dulu nih sama yang jualnya. Halal atau engga. Beberapa menu di sini menggunakan bahan nonhalal.
Kuliner rekomendasi di Pasar Semawis nih: es hawa yang unik dan langka, jamu jun, es cong lik, dan tahu pong nasi ayam.
Menu makanan berat ada banyak. Kebanyakan ala makanan tionghoa. Kayak nasi goreng babat. Enak-enak semua sih di sini hahaha. Siapin aja perut yang kosong kalo ke Pasar Semawis.
photo source: Kompas |
Kota lumpia memang berkesan. Termasuk kota yang seru dan ga ada habisnya.
Sampai ketemu lagi, Semarang!
Aku baca rasa lumpia bergemuruh di mulut langsung ngacay pengen deh teeh lumpia gang lombok ini, emang harus ke semarang sih #kodeinginpiknik haha
ReplyDeletePengen cobain lumpia gang lomboknya... Penasaran... Ibu saya 2x ke semarang, bawanya lumpia yang lain...
ReplyDeleteAku belum pernah jelajah Semarang. Ngiler pengin nyobain lunpia legendarisnya, Lu hehe
ReplyDeleteBelum pernah ke Semarang tapi udah catat beberapa tempat sama kuliner yang mau dikunjungi. Historical banget ya Kotanya. Lunpia juga kayaknya enakan di sana daripada yang dijual di sini hihi
ReplyDeleteTErnyata seru juga ya menjelajah Semarang dan jajanannya bikin ngiler gituu
ReplyDeletelumpianya menggoda Lu, siganamah enak nya?
ReplyDeleteBelum pernah nih saya ke Semarang, kayaknya nanti harus nyoba jalan2 ke Semarang.
Heuh, kapan ya terakhir ke Semarang? Huhu, tahun 2011. Pengen atuhlah bisa jalan-jalan lagi kayak Ulu. Sono sama Lunpia Semarang :D
ReplyDelete