Sepanjang usia bermedia sosial, saya paling risih kalo ada yang menyapa saya dengan sebutan mimin.
Wajar aja sebenernya disapa 'mimin'. Dengan nama akun @bandungdiary, netizen mikirnya ini akun pasti seputar wisata. Gak salah. Memang itu konten foto-foto dan caption media sosial saya.
Namun, saya sudah sebutkan ini berkali-kali. Bandungdiary bukan akun wisata plekketiplektiplek. Ini akun personal. Artinya, saya menulis, meresensi, memotret hal-hal yang saya sukai dan semua hak ciptanya milik saya.
Gak ada tuh foto-foto repost-an.
Saya juga gak minta ditag foto.
Saya bahkan gak punya hashtag sendiri.
Persepektif saya, persepsi saya, opini saya, tertuang dalam tulisan di blog dan caption @bandungdiary. Ada tulisan dan post sponsor, tapi hal tersebut tidak mengubah identitas akun saya.
Saat menerima sponsored post (yang tidak banyak, sebab siapalah saya ini :D) saya usahakan sortir agar brand dan akun saya masih satu napas.
Beberapa teman yang saya keluhi tentang drama sapaan mimin ini bilang, saya terima saja takdir yang sudah berjalan. Sebab namanya netizen baca akun namanya @bandungdiary ya wajar kalo mereka mau nanya seputar wisata di Bandung dan menyapa saya pake nama mimin.
Saya rasa saya harus menerima panggilan tersebut. Di bio saja, saya tak pasang nama sendiri. Jadi ya sudahlah. You do it to yourself, kata Metallica.
Dalam hati mah saya kepingin banget netizen membaca lebih banyak sebelum mereka mengirim dm dan menyapa saya: halo, min.
Wajar aja sebenernya disapa 'mimin'. Dengan nama akun @bandungdiary, netizen mikirnya ini akun pasti seputar wisata. Gak salah. Memang itu konten foto-foto dan caption media sosial saya.
Namun, saya sudah sebutkan ini berkali-kali. Bandungdiary bukan akun wisata plekketiplektiplek. Ini akun personal. Artinya, saya menulis, meresensi, memotret hal-hal yang saya sukai dan semua hak ciptanya milik saya.
Gak ada tuh foto-foto repost-an.
Saya juga gak minta ditag foto.
Saya bahkan gak punya hashtag sendiri.
Persepektif saya, persepsi saya, opini saya, tertuang dalam tulisan di blog dan caption @bandungdiary. Ada tulisan dan post sponsor, tapi hal tersebut tidak mengubah identitas akun saya.
Saat menerima sponsored post (yang tidak banyak, sebab siapalah saya ini :D) saya usahakan sortir agar brand dan akun saya masih satu napas.
Beberapa teman yang saya keluhi tentang drama sapaan mimin ini bilang, saya terima saja takdir yang sudah berjalan. Sebab namanya netizen baca akun namanya @bandungdiary ya wajar kalo mereka mau nanya seputar wisata di Bandung dan menyapa saya pake nama mimin.
Saya rasa saya harus menerima panggilan tersebut. Di bio saja, saya tak pasang nama sendiri. Jadi ya sudahlah. You do it to yourself, kata Metallica.
Dalam hati mah saya kepingin banget netizen membaca lebih banyak sebelum mereka mengirim dm dan menyapa saya: halo, min.
yang sering dipanggil mimin sama netizen tu teh Erry. Kalo yang nggak kenal emang dikiranya bukan akun personal, padahal teh Ulu sering upload foto diri ya
ReplyDelete