Kalo ada satu kota yang ingin saya datangi lagi, itu Malang.
Rasanya kayak ada urusan yang belum selesai di sana. Dan bila saat itu tiba, saya mau suami -Indra- juga ikut!
Tahun lalu, hanya saya dan Kubil yang main ke Malang. Indra di Bandung aja. Sayang juga.
Tanpa dia, berada di kota apel tersebut selama empat hari terasa ada yang kurang.
Ibu dan anak berkeliling kota, si ibu gak bisa baca peta. Hahaha. Niatnya mau menyusuri bangunan antik di sana berdasarkan peta yang saya bawa. Hasilnya? kesasar.
Tapi saya gak butuh Indra untuk bacain peta. Anggap aja rencana ke Malang ini sebagai honeymoon. Hadiah buat kami berdua sebab kami bisa bertahan satu sama lain selama...delapan tahun! Hehe.
Selain mau menginap di hotel di Malang yang agak fancy (minimal ada kolam renangnya. Lol), saya mau ajak dia ke tempat-tempat yang saya pernah kunjungi. Standar aja sih kalo di Malang tempat buat turis itu-itu aja.
Udah bisa nebak ke mana aja serunya kalo di Malang?
Kegiatan metik apel ini memang remeh. Tapi enggak kalo kamu turis. Ternyata seru-seru aja hunting apel mana yang matang. Gak butuh banyak toh yang penting pengalaman metikin apelnya. Terutama buat si Kubil, anak kecil yang banyak ingin tahunya.
Bagi orang dewasa kayak saya, metikin apel juga menyenangkan. Semacam kegiatan motorik yang sederhana namun memberi kesan adem (dan gatal digigit semut :D).
Nah bila metik apel sudah. Kami beranjak ke...
JATIM PARK II IS AWESOMEEEEEEE!
Tahun lalu ke sana, saya datang jam 11 siang, pulang jam 6 sore. Yak betul. Seharian di sana hahahaha. Itupun belum semua kami jelajahi.
Ada empat wahana besar di sini: kebun binatang, wahana permainan, kebun binatang lagi, museum satwa dunia.
Bagi saya, semuanya memuaskan. Gak ada komplen. Bahkan saya pikir harusnya datang lebih pagi. Tapi tempatnya juga baru buka jam 10 :D
Sejak ke sana, dalam hati ini udah bercita-cita 'saya harus ajak Indra ke Jatim Park II'. Kalo di kota ini, opsi kunjungan ke Jatim Park I, II, dan III mesti ada di paket honeymoon Malang.
Sewaktu di sana, kami nongkrong agak lama. Saya makan es krim sambil memperhatikan ruangan. Kubil menggambar. Bila Indra ada dalam perjalanan ini, dia pasti sedang foto-foto.
Di restoran peninggalan era kolonial ini saya memesan es krim gula jawa. Juga beberapa roti. Rasanya biasa aja. Seharusnya saya browsing dulu apa best sellernya Toko Oen sih. Heuheu.
Oya, di sekeliling Toko Oen banyak bangunan kolonial. Yang paling kentara dua gereja. Saya memotret keduanya. Di Bandung, saya memperlihatkannya pada Indra. Terus dia yang "bagus banget! banyak yang antik-antik di sana?"
"Buanyaakkk!," jawab saya. Makin bulat tekad ke Malang, sebulat perut-perut kami.
Gagal masuk Museum Bentoel. Padahal, sejak sebelum berangkat ke Malang saya sudah ancer-ancer mewajibkan diri ke museum tersebut.
Akhirnya kami berfoto saja di depan museumnya.
Makanya, kunjungan ke dua saya ke Malang kelak, museum ini ada di urutan pertama.
Jam 10 pagi waktu itu. Sesampainya di lokasinya, lapak ketan bubuknya sudah bubar.
Saya kesiangan!
Sebagai sesama pemamah biak, saya mau ajak Indra mencari Ketan Bubuk lagi. Nanti mah harus datang lebih pagi.
Khusus untuk kuliner Malang, saya browsing datanya via internet. Dari web Kompas saya peroleh informasi mengenai kios-kios kuliner yang direkomendasikan di Pasar Besar Malang.
Sate Komoh khas kuliner Jawa Timuran. Terbuat dari daging sapi bagian hasnya. Dicampur dengan bumbu rempah-rempah. Lalu dibakar. Ukurannya lebih besar dibanding sate biasa. Walo besar-besar, tapi empuknya jangan ditanya. Gak susah gigitnya.
Sate Komoh ada di Waroeng Lama H Ridwan. Warung makan yang ada sejak tahun 1925. Lokasinya ada di dalam Pasar Besar. Di antara kios-kios pakaian.
Unik sih saya suka tempat-tempat yang gak fancy begini. Suasananya, hawanya kayak bukan di tahun 2019.
Terus kapan mau ke Malang lagi nih?
Segera!
Begitulah Malang dan rencana besar saya memboyong Indra ke sana. Tentang ingin berbagi hal-hal yang menyenangkan, itu yang terjadi saat saya di Malang tanpanya.
Saya hanya kirim foto via whatsapp saja saja padanya waktu itu. Sedang makan apa, enak gak, main di mana, nyampe hotel jam berapa, mainnya seru, nyasar segala, gak dapet ketan bubuk, blablabla.
Memang benar kata Christopher McCandless: happiness is only real when shared, bersama orang terkasih. Malang, tunggu kami datang!
Foto: dokumen pribadi
Rasanya kayak ada urusan yang belum selesai di sana. Dan bila saat itu tiba, saya mau suami -Indra- juga ikut!
Tahun lalu, hanya saya dan Kubil yang main ke Malang. Indra di Bandung aja. Sayang juga.
Tanpa dia, berada di kota apel tersebut selama empat hari terasa ada yang kurang.
Ibu dan anak berkeliling kota, si ibu gak bisa baca peta. Hahaha. Niatnya mau menyusuri bangunan antik di sana berdasarkan peta yang saya bawa. Hasilnya? kesasar.
Tapi saya gak butuh Indra untuk bacain peta. Anggap aja rencana ke Malang ini sebagai honeymoon. Hadiah buat kami berdua sebab kami bisa bertahan satu sama lain selama...delapan tahun! Hehe.
Selain mau menginap di hotel di Malang yang agak fancy (minimal ada kolam renangnya. Lol), saya mau ajak dia ke tempat-tempat yang saya pernah kunjungi. Standar aja sih kalo di Malang tempat buat turis itu-itu aja.
Udah bisa nebak ke mana aja serunya kalo di Malang?
1. METIK APEL
Tentu saja. Hahaha. Batu di Malang ini ibarat Lembang di Bandung. Banyak tempat wisatanya. Surga buat turis. Kecuali macetnya. Karenanya mesti pintar pilih waktu ke sana.Kegiatan metik apel ini memang remeh. Tapi enggak kalo kamu turis. Ternyata seru-seru aja hunting apel mana yang matang. Gak butuh banyak toh yang penting pengalaman metikin apelnya. Terutama buat si Kubil, anak kecil yang banyak ingin tahunya.
Bagi orang dewasa kayak saya, metikin apel juga menyenangkan. Semacam kegiatan motorik yang sederhana namun memberi kesan adem (dan gatal digigit semut :D).
Nah bila metik apel sudah. Kami beranjak ke...
2. SEHARIAN DI JATIM PARK II
Banyak tempat kayak gini di Malang. Jatim Park aja ada tiga. Sampe bingung milihnya. Tapi hasil baca-baca review di google menunjukkan, untuk kali pertama di Malang, Jatim Park II udah tepat. Banget.JATIM PARK II IS AWESOMEEEEEEE!
Tahun lalu ke sana, saya datang jam 11 siang, pulang jam 6 sore. Yak betul. Seharian di sana hahahaha. Itupun belum semua kami jelajahi.
Ada empat wahana besar di sini: kebun binatang, wahana permainan, kebun binatang lagi, museum satwa dunia.
Bagi saya, semuanya memuaskan. Gak ada komplen. Bahkan saya pikir harusnya datang lebih pagi. Tapi tempatnya juga baru buka jam 10 :D
Sejak ke sana, dalam hati ini udah bercita-cita 'saya harus ajak Indra ke Jatim Park II'. Kalo di kota ini, opsi kunjungan ke Jatim Park I, II, dan III mesti ada di paket honeymoon Malang.
3. ES KRIM OEN DAN BANGUNAN ANTIK DI SEKELILINGNYA
Kalo di Bandung, es krim Oen ini bisa dibilang mirip resto Sumber Hidangan. Ketertarikan saya pada bangunan tua, membawa saya ke Toko Oen.Sewaktu di sana, kami nongkrong agak lama. Saya makan es krim sambil memperhatikan ruangan. Kubil menggambar. Bila Indra ada dalam perjalanan ini, dia pasti sedang foto-foto.
Di restoran peninggalan era kolonial ini saya memesan es krim gula jawa. Juga beberapa roti. Rasanya biasa aja. Seharusnya saya browsing dulu apa best sellernya Toko Oen sih. Heuheu.
Oya, di sekeliling Toko Oen banyak bangunan kolonial. Yang paling kentara dua gereja. Saya memotret keduanya. Di Bandung, saya memperlihatkannya pada Indra. Terus dia yang "bagus banget! banyak yang antik-antik di sana?"
"Buanyaakkk!," jawab saya. Makin bulat tekad ke Malang, sebulat perut-perut kami.
4. MUSEUM BENTOEL
Biasanya museum tutup hari senin. Di sini museumnya tutup hari selasa. Pas saya ke sana pula. Hahaha.Gagal masuk Museum Bentoel. Padahal, sejak sebelum berangkat ke Malang saya sudah ancer-ancer mewajibkan diri ke museum tersebut.
Akhirnya kami berfoto saja di depan museumnya.
Makanya, kunjungan ke dua saya ke Malang kelak, museum ini ada di urutan pertama.
5. KETAN BUBUK WHERE ARE YOU!
Selain museum, ini juga benda yang gagal saya peroleh. Wajar kalo traveling pengen ngerasain kuliner lokalnya. Di Pasar Besar Kota Malang saya berburu Ketan Bubuk.Jam 10 pagi waktu itu. Sesampainya di lokasinya, lapak ketan bubuknya sudah bubar.
Saya kesiangan!
Sebagai sesama pemamah biak, saya mau ajak Indra mencari Ketan Bubuk lagi. Nanti mah harus datang lebih pagi.
6. SATE KOMOH DI PASAR BARU KOTA MALANG
Kuliner yang satu ini berhasil masuk perut saya. Makan tiga tusuk. Kubil menyantap satu tusuk. Kalo Indra ada di sana, dia pasti makan 10 tusuk :DKhusus untuk kuliner Malang, saya browsing datanya via internet. Dari web Kompas saya peroleh informasi mengenai kios-kios kuliner yang direkomendasikan di Pasar Besar Malang.
Sate Komoh khas kuliner Jawa Timuran. Terbuat dari daging sapi bagian hasnya. Dicampur dengan bumbu rempah-rempah. Lalu dibakar. Ukurannya lebih besar dibanding sate biasa. Walo besar-besar, tapi empuknya jangan ditanya. Gak susah gigitnya.
Sate Komoh ada di Waroeng Lama H Ridwan. Warung makan yang ada sejak tahun 1925. Lokasinya ada di dalam Pasar Besar. Di antara kios-kios pakaian.
Unik sih saya suka tempat-tempat yang gak fancy begini. Suasananya, hawanya kayak bukan di tahun 2019.
Terus kapan mau ke Malang lagi nih?
Segera!
Begitulah Malang dan rencana besar saya memboyong Indra ke sana. Tentang ingin berbagi hal-hal yang menyenangkan, itu yang terjadi saat saya di Malang tanpanya.
Saya hanya kirim foto via whatsapp saja saja padanya waktu itu. Sedang makan apa, enak gak, main di mana, nyampe hotel jam berapa, mainnya seru, nyasar segala, gak dapet ketan bubuk, blablabla.
Memang benar kata Christopher McCandless: happiness is only real when shared, bersama orang terkasih. Malang, tunggu kami datang!
Foto: dokumen pribadi
Waduh nyesek yah tujuan utamanya tutup. Tapi untungnya jadi bisa destinasi berikutnya😄👍
ReplyDeleteJadi pengen ikut juga ke malang nih 😄😆
Aduh teh gendok gak sih pas tutup padahal penasaran juga euy ama museum nya. Hahahaha
ReplyDeleteWah, aku jadi penasaran dengan ketan bubuk. Kayak gimana itu? Kumaha rasana? Hehehe...
ReplyDeleteAku ke Malang dulu belum bersuami dan beranak. Pengen juga ke sana lagi bawa family. Mau ke Jatim Park juga bocah pasti senang. Bawa suami juga donk biar ada yang bantuin ngasuh bocah hahaha
ReplyDeleteWaduh, kayaknya harus ke Malang lagi ya, Teh. Banyak rencana yang gak bisa terealisasi. Nanti mah langsung ke museum sama nyari ketan bubuk aja hehehe
ReplyDeleteBelum pernah ke MAlang nih, tapi liat ini kok jadi ingin liburan ke Malang. Seru kali yah. yuk Lu ulang liburan ke Malang nya
ReplyDeleteAku juga betah di Malang, Lu. Udaranya adem nggak panas dan banyak tempat wisata dan wisata sejarah yang asyik ya.
ReplyDeleteWah, pas di Malang... widya belum pernah ke museum bentoel. Memangnya disana ada apa aja ya teh?
ReplyDeleteMalanggggg......duplikatnya Bandung nih
ReplyDeleteBikin betah, ya heritage ya orang orangnya, dan kulinernya pasti ^_^
kapaan ya ke Malang, huhu keburu smape puasa lagi. padahal sekali naik kereta doang
ReplyDelete