Mendung di Bandung waktu itu. Sekitar dua minggu lalu hari rabu. Pernah gak sih mood jelek, rasanya kesal dan stress, terus secara acak kamu pergi ke satu tempat tanpa mikir?
Foto: Ulu
Teks : Ulu
Nah ke Farmhouse lah saya hari rabu itu.
Tanpa macet saya dan Nabil sampai di Farmhouse. Naik angkot dari rumah. Dekat kok cuma 5 km jaraknya dari rumah, ongkos angkot cuma 3ribu.
Sedekat itu jarak saya dengan Farmhouse, baru sekarang saya ke sana. Setelah kehebohan Farmhouse selama dua tahun ini di jagad wisata Bandung. Hahaha.
Farmhouse di hari kerja, bukan musim liburan, dan di bawah jam 12 siang, rupanya sudah ramai pengunjung. Bahkan ada rombongan tur anak sekolah dari Wonosobo :D
Gila bukan hari libur saja sudah ramai begini.
Namun kami masih leluasa berjalan kaki. Sesekali berhenti menunggu yang berfoto.
Farmhouse memang cantik ya. Saya harus akui. Semua sudutnya dirancang jadi latar foto. Legit pemandangannya.
Dari pintu toko yang cantik dan aneka bunga-bunga menawan warnanya. Saya saja tidak berhenti foto-foto. Hahah.
Tapi pemandangan kontras dengan keindahan ini saya lihat di dek Farmhouse. Sebuah dek yang menghadap ke perbukitan dan ladang warga.
Berdiri di sana, semua orang berfoto ria. Sesekali memandang pemandangan kota Bandung di kejauhan.
Di sisi luar Farmhouse, agak jauh sih jaraknya, saya menyaksikan tumpukan sampah. Bukan sedikit, tapi buanyaaaakkkk. Seperti air terjun bentuknya.
Di sisi kiri dan kanan ada sedikit pemukiman warga. Terbuat dr triplek kayu, rumah-rumahnya doyong seperti mau rubuh.
Risih juga saya foto-foto di dek tersebut. Kami turun saja dan beranjak ke restoran, mau makan sekalian tukar kupon tiket masuk. Lumayan diskon 25K.
Ternyata kuponnya cukup untuk nutupin harga pajak makanan. Ahahah. Kami menyantap spagheti carbonara dan grill chicken. Rasanya gak enak. Porsi banyak. Harga mahal. Seporsi 40-50ribu.
Satu-satunya yang saya sukai dari restoran di Farmhouse adalah dekorasinya. Seperti pemandangan resto yang saya lihat di Eropa (melalui Instagram lah, iraha boa urang ka yurop, can pernah kaditu. Hahah) dengan sentuhan tropis dari tegelnya.
Lucu banget tegelnya. Membuat saya bertanya-tanya, tegelnya asli atau sengaja bikin gaya tempo dulu gitu yak.
Keluar restoran dengan perut yang kenyangnya gak jelas (karena rasa makanan yang gak enak), beberapa orang saya perhatikan mengenakan kostum ala petani/peternak susu di Eropa. Beriringan mereka berjalan kaki. Eugh siapa yang mau pake baju kayak gitu selain mereka, pasti gak ada, pikir saya dalam hati. Ternyata banyak sekali yang pake kostumnya dan berkeliling Farmhouse! Heuheuheu. Jujur aja kostumnya terlihat ridiculous atau sayanya aja yang cupet. Idk lah.
Anyhow, berkeliling Farmhouse membuat saya sadar kalau tempat wisata ini memang menarik. Lucu. Keren. Indah. Bagus. Gak aneh kalau semua paket wisata di Bandung ini itinerarynya pasti aja berkunjung ke Farmhouse.
Lihat saja, saya yang butuh hiburan sejenak bisa terhibur karenanya.
Walo begitu, saya pikir Farmhouse bila sedang ramai-ramainya pengunjung sebaiknya hindari saja. Iya yang saya maksud pas musim liburan atau akhir pekan. Bahkan untuk berjalan pun sepertinya bakal sulit. Saking penuhnya orang. Saya beranjak pulang dari Farmhouse tepat jam 12 siang, itu pun suasananya sudah terlalu ramai bagi saya.
Selain tempatnya yang cantik, saya rasa bunga-bunga yang ada di Farmhouse mengobati rasa stres yang waktu itu melanda saya. Tenang banget bisa lihat warna-warni alami. Seneng. Juga karena datangnya pagi dan di hari kerja, saya bisa berjalan kaki keliling tanpa terhalang-halang kaki orang lain. Mau berfoto juga bebas, gak ada antrian.
Dua jam yang menyenangkan di Farmhouse.
Farmhouse
Buka jam 09.00
Tutup jam 20.00
Farmhouse
Buka jam 09.00
Tutup jam 20.00
Foto: Ulu
Teks : Ulu
Belum pernah... Orang tua yg pernah, tp kapok, iyalah pas wiken :D
ReplyDeletehahaha wiken jangan ke sanaaa
DeleteAku kemarin ke sana pas Sabtu dan emang walau masih jam 10 udah penuh buanyak banget orang
ReplyDeletewaks hari sabtu, miiitttt! :D
Deleteiya itu tegel/ubinnya bagus lu.... itu teh beli di mana sih dia? mesti pesen ga? mana gw tau, ceuk ulu, hahhaa.... ya udah atuh, keep travelling n sharing yess
ReplyDeletewah ga tau, teh. ga nanya euy. keliatannya mah bekas & baru dicampur. hahaha
Deleteiyaaah, harga makanan di restonya lumayan, nggak bisa bekel juga hehehe
ReplyDeletepengen ngajak anak-anak ke sana belum kesampaian juga
ReplyDeleteyg terdekat aja dulu :D mudah2an segera terwujud ya bisa ke farmhouse
DeleteAku kesana kapan yaa lupa, hari biasa tapi tetep rame. Jadinya kaweur malah :))
ReplyDeletehahahhaa farmhouse ini emang belum ada sepinya :D
DeleteAku cuma lewat aja ke sini hahaha...Belum pernah mampir. Beuh kirain weekday ga akan rame, walau ga serame hari libur, ya. Aku nunggu diajak aja ke sininya hahaha... #sahamaneh
ReplyDeletehahahaha ayo ke sana, teh. mumpung belum musim liburan nih, bentar lagi bakal rame sih liburan akhir tahun
DeleteWaktu ke Farm House sama Altaz sih, jadi cuma motret seadanya. Berarti kudu diulang keknya :D
ReplyDeletehuehehe bersama anak kecil balita apalagi batita mah di mana-mana terasa seadanya, teh. soalnya sibuk jaga anak :D
DeleteJadi pengen kesana ajakin Marwah
ReplyDeleteLho kirain marwah udah pernah ke sana. hahaha ini orang bandung yang komen malahan terbanyak yang belum pernah ke farmhouse :D
DeleteUdah lama ingin ke farmhouse belum kacumponan wae :( liat foto2 teh Ulu jadi makin kabitaaa
ReplyDeleteayo ke sana mumpung belum libur sekolahan :D
DeleteIma mah suka banget sama Farmhouse, tapi emang omaaaat jangan weekend. Ga bisa rame2 disana, mending ke Gasibu aja deh weekend mah, makan batagor enak dan beli baju murah, hahahaaaa... #ditakol
ReplyDeletewkwkwk gasibu is the bessssttttt!
Deleteanak-anakku pernah ke sana, saya pas ga ikut.. Pinuh pisan, heu... Enakan pas hari biasa ke sini mah hehe..
ReplyDeletebetul, teh ida :)
Deletefarmhouse bagus ya tempatnya. Saya belum pernah ke sana.
ReplyDeletebagus, mba :)
Deletehahhaha iya kan, aku kesana sbatu pagi saja sudah uyel uyelan. dana kata bapak taksi onlen yg anter aku, dia sorenya dari kota ke farmhouse 3 jam
ReplyDeleteHahahaha begitulah, nay. macetnya parah di sini nih kalo wiken & musim liburan.
DeleteUdah pernah ke sana dan buat foto aja ngantrinya parah
ReplyDeletehahaha itu yang saya takutin pas ke sana, Evi. Untunglah lagi gak ada antrian.
Delete