Entah kenapa berada di antara gedung-gedung tua Tionghoa, saya berasa seperti pulang ke rumah. Seolah-olah berpuluh tahun lalu saya pernah menjadi bagian di dalamnya. Mungkin di masa lalu, saya ini bernama Mei Ling dan memiliki toko kain :D
Di hari sabtu pagi-pagi pukul enam, kami bertiga berkeliling area pecinan Bandung. Menyusuri jalan Pecinan Lama, Alkateri, Asia Afrika, Otista, Tamim, Kebon Kawung, dan kembali ke Pecinan Lama.
Udara masih sejuk dan jalanan masih kosong. Dua jam setelah kami berkeliling, jalanan yang kami lewati tadi akan penuh dengan mobil yang parkir. Namun berhubung masih jam 6 enam pagi, jalanan di Pecinan ini berasa milik sendiri :D
Banyak yang bisa dilakukan selama jalan-jalan di sini. Memotret, tentu saja. Mengamati jendela rumah yang lapuk dan pintu yang kuno. Mereka-reka cerita apa yang dulu pernah ada di dalam bangunan tersebut. Mengukur lebar sebuah rumah yang sepertinya bangsawan setempat saking lebar sekali rumahnya jika diperhatikan dari mulut jalan. Mencoba membaca artefak di bagian atas sebuah rumah. Rumah tempo dulu, apalagi kalau pemiliknya kaya raya, biasanya mencantumkan tahun bangunan didirikan (misal 'Anno 1922', Anno artinya = tahun) dan nama-nama cantik seperti Eleanor, Isabelle, dan sejenisnya pada bagian fasad bangunan.
Sangat disayangkan kondisi bangunan tua di sini banyak yang tidak terawat. Banyak pula yang berganti rupa dalam bentuk yang lebih modern.
Daerah Pecinan di Bandung kebanyakan kawasan perdagangan. Rumah sekaligus toko. Tokonya macam-macam. Dari furnitur sampai kain.
Daerah Pecinan di Bandung kebanyakan kawasan perdagangan. Rumah sekaligus toko. Tokonya macam-macam. Dari furnitur sampai kain.
Di Jalan Alkateri banyak rumah sekaligus kios yang menjual kain gorden. Di mulut jalan ABC berjejer gerobak berisi kacamata bekas dan baru, asli dan palsu. Tapi kan masih pagi jadi belum ada toko yang buka satu pun. Keriuhan nampak di depan sebuah restoran: Warung Kopi Purnama. Mobil berjejer parkir. Tukang bubur, penjual Kue Ape dan Bandros, nangkring di tepi Warkop Purnama.
Saya jajan Kue Ape 5.000 dan Bandros 8.000, dimakan sambil berjalan. Kalau nenek saya lihat pasti saya ditegur. "Gak boleh makan sambil jalan, kalau makan harus sambil duduk", gitu katanya wkwkwkwk :D
Berkeliling area pecinan di Bandung memang idealnya di pagi hari (pagi banget, jam 6 pagi lah). Motret bangunan lebih leluasa. Berjalan kaki pun bisa dengan tenang karena gak ada mobil atau motor yang klakson. Sore hari pun jalan-jalannnya tak apa. Sebab pertokoan di sini tutup jam 5 sore. Lepas jam 6 sore malah sudah sepi banget. Saya gak saranin kamu jalan sendirian kalau malam hari sih di sini. Harus ada yang menemani lah :D Biasanya sih di atas jam 9 malam bermunculan orang-orang yang 'menjajakan diri'.
Daerah Pecinan di Bandung bukan daerah bronx sih. Tapi yang saya rasain kalau berjalan-jalan di sini malam hari rasanya gak seaman kalau saya jalan-jalan di Dago atau Asia Afrika.
Kalau RK mau serius menggarap wisata sejarah (dan sebaiknya dia serius sih), daerah Pecinan ini harus banget diurus. Gedung tuanya direstorasi. Bikin museum apa gitu lah di sini. Sediakan satu rumah tua sebagai rumah museum macam di Tenggerang sana. Saya penasaran banget rumah Tionghoa yang biasa saya lihat dari pinggir jalan itu bagian dalamnya seperti apa sih :D
Kalau kamu mau menyusuri area pecinan di Bandung rutenya bisa dicoba nih :
Jalan Otista (depan Pasar Baru) - Jalan Pecinan Lama - Jalan Suniaraja - Jalan Alkateri - Jalan Asia Afrika - Jalan Otista - masuk ke Jalan Tamim - belakang Pasar Baru - Pasar Babadan - Jalan Dulatip - Jalan Kebon Kawung.
Foto : Indra Yudha
Teks : Nurul Ulu
Daerahnya cantik banget sebenarnya ya Mbak, sayang memang kalau kurang terawat. Jadi pengen cari di daerah Tangerang deh. Makasih ya Mbak Nurul. :)
ReplyDeleteSama-sama. Iya sayang, bisa jadi tujuan wisata sebenernya mah kalo diseriusin.
DeleteHai mak nurul...salam kenal... boleh minta pin atau line gk yaa... mau ditanya2in dkit soal bandung ehehe krn rencana awl bulan saya mau lburan kesana... makasih ya mak... :*
ReplyDeleteIni saya baru baca komen2 di blog :D Sebenernya bisa baca di bagian About Me atau profil di sidebar kirim email. Pin gak punya, line saya lupa namanya :D email aja ya bandungdiary@gmail.com. Gak tau nih bantu gak, secara baru saya jawab :D
DeleteBangunan kuno nan bersejarah ^^
ReplyDeleteYup exactly :D
Delete