Pertanyaan pertama: tega ya makan daging kelinci?
Tega sih. Lagipula kan halal. Saya suka sih lihat kelinci, imut-imut dan lucu ya. Gemes gitu lihatnya. Tapi kalau dagingnya enak gimana dong, ya saya makan aja :D
Saya ini penggemar berat sate ini. Saya punya langganan pedagang Sate Kelinci sih di Lembang. Masalahnya, susah banget nyari penjual sate kelinci yang jago mengolah daging kelinci jadi enak.
Kalau browsing Sate Kelinci di Lembang di Google informasi yang muncul pasti Sate Sapri. Wah saya belum pernah makan sate kelinci mereka. Sehabis menginap di Sapu Lidi Resort, saya dan Gele menyempatkan diri mampir makan siang di Sate Sapri.
Lokasinya di pinggir Jalan Raya Lembang. Pemiliknya bernama Sapri. Bersebrangan dengan tempat wisata Farmhouse yang sekarang sedang populer banget itu. Tahu gak, pas sama mampir ke Sate Sapri, itu Farmhouse sedang soft launching. Baru buka di hari itu pas saya makan sate kelincinya Pak Sapri. Sepi banget tempatnya, sekarang sih ramai ya. Kayaknya ngefek ke lapaknya Pak Sapri nih. hehehe :D
Tidak banyak yang makan siang Sate Sapri siang itu. Sekitar dua - tiga orang sedang asyik menandaskan satenya. Tempat yang saya duduki kondisinya sama seperti warung pinggir jalan pada umumnya. Sederhana, cenderung biasa saja. Bukan restoran, bukan pula kafe. Dindingnya rotan, ruangan semi outdoor, bisa duduk beralaskan kursi atau lesehan. Banyak lalat berterbangan. Gak aneh sih, namanya sate ya pasti dikerubungi lalat. Ibu Sapri menyediakan alat pengusir lalat selama kami makan: lilin. Ampuh tuh lilinnya, pas saya makan mah gak ada lalat-lalatnya.
Lama gak nunggu pesenannya tiba? Enggak, biasa saja. Cukup lah gak yang jadi bete nunggunya. Terus bagaimana dengan rasanya? Naaah ini dia.
Saya berharap banyak pada Sate Kelinci Sate Sapri. Secara saya fans berat sate kelinci. Sebagai penyuka daging kelinci, saya suka deg-degan tiap mau makan dagingnya. Bakal enak gak nih? Empuk gak nih? Anyir gak nih?
Ternyata...rasanya biasa saja. Enak? Enggak. Bumbunya gak meresap. Enaknya tuh tertolong rasa bumbunya saja. Saya memesan Sate Kelinci bumbu kacang dan bumbu kecap. Tidak ada rasa yang menonjol selain kecap yang dicampur potongan cabai.
Entah memang rasanya begitu setiap hari atau pas kebenaran saya yang makan ya. Kecewa aja sih saya. Sate Sapri gak seenak yang saya kira, di google pada nulis enak sih. Harusnya sih enak ya soalnya Sate Sapri kan sudah ada puluhan tahun. Saya baca sertifikat per-daging kelinci-an yang dipajang di dinding rotan Sate Sapri, ini pemilik lapaknya pernah mengimpor daging kelinci di tahun 1982 dari Australia lho. Whuidih!
Ada dua hal yang saya kasih tepuk tangan buat Sate Sapri, dagingnya yang empuk dan tidak berbau. Apa saya rekomendasikan Sate Sapri? Hmmm yah boleh deh. Lumayan untuk menambah pengalaman rasa memakan daging kelinci.
Saya baru coba sate kelincinya aja sih, di Sate Sapri kan ada juga Gulai Daging Kelinci. Bisa jadi lebih enak ya.
Cara Menuju Sate Sapri
- Angkot yang lewat cuma dua jurusan: St.Hall - Lembang dan Ciroyom - Lembang.
- Dari arah pusat kota Bandung, Sate Sapri bisa ditempuh via Jl. Setiabudhi, ada di sebelah kiri jalan ya Sate Sapri-nya. Pas di sebrang Farmhouse. Dari Terminal Ledeng (kalau gak macet) waktu tempuhnya kira-kira 5 menit saja.
Sate Sapri buka setiap hari.
Jam 08.00 - 19.00
1 porsi sate isi 10 tusuk, Rp 30.000
Waa pengen nyobain. Tapi aku gak pernah tega makan binatang yang selucu ituuu :))
ReplyDeleteKalo di Jatim, ada di Batu-Malang dan di Magetan Telaga sarangan mbaaa
ReplyDeleteTetanggaku piara kelinci sampai gede banget. Terus disembelih. Disate, dia ikut masak tapi ga ikut makan. Ga tega katanya
ReplyDelete