Ibu saya pernah berkata, bikin Empal Gentong itu susah banget. Bumbunya banyak dan rumit. Di Bandung, satu-satunya tempat kita bisa beli satu bahan khusus untuk menciptakan rasa Empal Gentong yang 'cirebon banget' adalah di toko Babah Kuya.
Entah kenapa. Mungkin karena Bandung sudah jadi tempat yang modern banget, ngaruh deh ke perdagangan bumbu rempah-rempahnya :D Sudah banyak bahan penguat rasa berbahan kimia. Lebih murah dan lebih praktis, tuntutan kebutuhan orang kota metropolis.
Kalau jalan-jalan ke Bandung yang bukan sekedar turun dari mobil dan foto-foto selfie, coba deh berkunjung ke Babah Kuya. Emang ada apaan di situ? Ada segala macem bahan obat-obatan tradisional, jamu, bumbu rempah, dan aneka bumbu dapur!
Gimana, Babah Kuya mulai terlihat berbeda? Memang.
Toko babah Kuya ini sudah ada di Bandung sejak tahun 1800an. Kalau Bandung kan mulai resmi ada di tahun 1810. Ya kira-kira setelah orang-orang Tionghoa didatangkan untuk membangun jalur rel kereta api dan rumah pemukiman di Bandung, Babah Kuya mulai berdiri.
Nama pemilik awalnya adalah Tan Sioe Houw. Disebut Babah Kuya karena di tokonya ada pajangan kura-kura beberapa buah. Alhasil konsumen dan tetangganya menyebut beliau dengan nama Babah Kuya (Babah = panggilan khusus untuk orang etnis Tionghoa, Kuya = kura-kura).
Pemilik dan pengelola Babah Kuya sekarang tuh generasi ke 5. WOWWWW! Bikin usaha yang panjang sampai generasi ke lima tuh gak gampang! You rock, Babah Kuya! Nama pemiliknya saat ini adalah Sie Tjoe Liong (Iwan Setiadi).
Masuk ke toko Babah Kuya, wanginya 'jamu' banget. Tokonya lumayan luas dan sederhana, macam garasi yang disulap jadi toko. Karena saya tidak tumbuh dengan jamu dan obat herbal, saya gak tahu itu bahan-bahan yang ada di sana namanya apa. Mentok-mentok ya Temulawak dan Samiloto. Babah Kuya bikin kelas jamu atau obat tradisional dong, saya mau daftar. Malu juga sih pegang-pegang dedaunan dan akar-akaran di toko ini dan melihat mereka kayak sampah. Padahal obat. Heuhueheu :D
Kalau ke sini asyiknya dengan orang yang mengerti tentang jamu dan obat-obatan. Karena saya gak pernah tahu saya masuk ke Babah Kuya buat apa selain pegang-pegangin tangan ke berbagai macam bahan-bahan 'misterius' di sana. Selain bikin Jamu Class, Babah Kuya taro papan nama untuk tiap barangnya dong. Kayak di Breadtalk kan suka diberi keterangan nama rotinya apa dan harganya berapa.
Ah ya tapi produk-produk dan toko kuno memang begini sih. Alami dan gak terlihat rusuh mencari uang. Buat mereka konsumen adalah teman, bukan raja.
wahh mak, terima kasih banget referensinya nih...saya pernah tinggal di Bandung selama 3 thn hehe ga pernah tau ada toko jamu selengkap ini. Kayaknya bisa jadi rujuan kunjungan kl travelling ke bandung..Nice article !
ReplyDeleteiya boleh. datengin aja terus belanja yg banyak :D
Deletenah, ini sih langganan ibuku mak
ReplyDeletenaaahhhh! ada pelanggan! hehe :D
DeleteOalah, aku kira jualan jamu siap minum :D Ternyata bumbu rempah-rempah gitu. Keren ya. Cita rasanya pasti tinggi banget :D
ReplyDeleteiya nih bener. ilmu herbalnya juga tinggi.
DeleteKeren banget ya...semua serba ada
ReplyDeletewaduh supermarket atuh itu mah :D
DeleteApa di babah kuya menjual bawang berlian (bawang dayak)
ReplyDeletegak bisa bantu jawab. cari aja no telponnya dan tanya mereka lngsung ya
Deleteapakah menjual obat empedu trenggiling untuk penyakit biduran atau obat yg lain untuk penyakit biduran
ReplyDeletewah saya gak tahuuuuu :D
DeleteLengkapppp abis ya mak,...kira2 klo ke sana ngraxiknya gimana y
ReplyDelete