Ada Pasar Barang Antik di Cikapundung, kok saya baru tahuuuu! Ahmad Dhani aja tahu masa saya enggak!
Huehehehehe :D
Saya, Gele, dan Nabil udah niat banget mau lihat kayak apa sih Pasar Barang Antik di Bandung. Sebenernya ada sih toko antik di Bandung tuh ada banyak, tapi yang katanya ada di Pasar Cikapundung ini, saya baru tahu.
Sayang banget, menuju Pasar Barang Antik ini tidak ada informasi petunjuk yang informatif. Cuma patung Cepot berdiri miring dengan poster kayak gini nih. Arah panah cuma 'nyuruh' masuk ke dalam. Dalam sebelah mana.... :D
Berbekal informasi dari engkoh-engkoh yang kami tanya di toko-toko Pasar/Ruko Cikapundung, katanya saya tinggal naik tangga ke lantai tiga. Gak ada signboard lagi tuh selain si Cepot yang lihat di pinggir jalan tadi. Jadi tiap naik tangga sampai ke lantai tiga, saya nanya ke orang yang nongkrong di dekat tangganya. "Kang, bade ka pasar antik, di mananya?"
Akhirnya sampai juga di lantai tiga. Langsung lah itu toko-toko antiknya kelihatan dari mulut tangganya.
Satu lantai ini banyak tokonya. Kios kecil bentuknya. Kira-kira tiap kios ini 3 x 3 m kali ya.
Ah pedagang di sana mengira saya mau belanja. Padahal tidak. Saya mau hunting foto dan lihat-lihat saja. Sempat ditawari juga barangkali saya mau jual barang. Berat hati menolak. Kalau saya punya uang banyak, saya belanja sesuka hati deh di Pasar Antik ini. Hiks...
Gak jauh beda dengan lantai-lantai di bawahnya, lantai tiga ini lebih parah malah. Banyak bagian yang gelapnya. Banyak toko yang belum terisi. Pengap dan gelap jelas bukan kondisi ideal di bisnis perdagangan. Sayang juga sih.
Sedikit berkeliling saya dan Gele akhirnya ketemu dengan satu toko yang mengingatkan kami pada tontonan favorit di rumah: The Pickers. Tokonya cantik, ditata apik, dan terlihat pemiliknya mengurus tokonya dengan baik (dan penuh cinta :D).
Sering gak sih melihat hasil pekerjaan orang lain terus mikir "ah orang ini mah emang suka kerja beginian. Cinta dia sama pekerjaannya". Nah persis sama yang saya dan Gele pikirin waktu ada di depan toko yang namanya Gubug Galuh ini.
Pemiliknya enak diajak ngobrol. Bukan hanya jawab iya-enggak saja. Dia banyak cerita tentang pengalaman berburu mencari barang antik dan keputusannya meninggalkan dunia kerja yang mapan demi barang-barang antik ini. Antara sedih, terharu, dan penuh semangat denger orangnya cerita. Hihihi.
Kang Asep, pemilik Gubug Galuh, juga cerita mengenai siapa saja pelanggan tetapnya. Tahu Ahmad Dani gak? Suaminya Mulan Jameela. Nah! Orang ini kalau sekali belanja di Pasar Barang Antik Cikapundung bisa ratusan juta! Toko Gubuk Galuh ini termasuk yang rajin didatangi Ahmad Dani. Barangnya mungil-mungil sih. Bukan jualan lemari antik atau kursi jadul. Ada kaleng-kaleng bekas, poster tua, radio, termos, rantang, mesin tik, cermin, dan masih banyak lagi perintilannya.
Saya tunjuk-tunjuk tiga radio yang mengisi toko mungilnya. Kata Kang Asep radionya udah sold out! Sudah pada bayar, hanya belum diambil saja barangnya.
Melihat kondisi Pasar Antik ini dan ada yang belanja banyak, puji syukur banget. Jadi pedagangnya bisa pulang ke rumah bawa uang buat nafkahin anak istri. Hore!
Setahun lima bulan umur Pasar barang Antik Cikapundung. Kata penjual di sana, semenjak Ridwan Kamil jadi walikota memang mulai terasa ada peningkatan pengunjung. Baguslah. Cuma tetap deh kudu ada petunjuk arah yang informatif. Biar gak nyasar.
Pasar Antik kalau bentuk tokonya rapi jali kayak mall jadi gak terasa antiknya. Tapi gak gelap juga kali. Pencahayaan di Pasar Barang Antik Cikapundung harus ditambah. Toko yang buka juga belum banyak.
Kayaknya kalau bikin acara regular bakalan seru deh. Supaya pengunjung yang datang lebih banyak. Di bagus-bagusin lah, biar di expose lebih banyak. Sayang soalnya kalau cuma 'apa-adanya' begini. Iya tahu, willing to be little itu bagus. Tapi gak alakadarnya, terutama kalau sasarannya wisatawan.
Datang ya ke Pasar Seni dan Antik Cikapundung ini. Seru! Bagian gak bagusnya (kayak gelap dan nyasar) bisa jadi petualangan sih sebenarnya hohoho. Kata Kang Asep kalau hari minggu tutup euy.
Tempat ini bisa jadi surga buat desainer interior. Padahal 'sampah' semua ya isinya :)) temen-temen yang nyari pajangan buat rumah atau kafenya juga cocok nih datang ke Pasar Antik ini, bisa juga kalau mau kasih kado, ah seru deh pokoknya seneng lihat furniturnya. Jadi bertanya-tanya ke mana nenek kita menyimpan semua furnitur yang kita lihat dulu di rumahnya.
Telepon 200 - 300K
Lemari 500K - 1000M
Koper 300 - 500K
Termos air 75K
Rantang 200 - 500K
Radio 400K - 1000M
Cermin 200K
Kaca 200 - 300K
Sepeda 400 - 800K
Dan masih banyak lagi...
Cara Menuju Pasar Seni dan Barang Antik Cikapundung
1. Ada angkot St. Hall - Gede Bage yang lewat di depan Ruko Cikapundung ini.
2. Ada juga angkot yang lewat sekitar Braga dan Jalan Banceuy, jadi teman-teman kudu jalan kaki dulu untuk sampai ke Pasar Antik ini. Dekat laa :)
- Angkot Buah Batu - Pasar Sederhana
- Angkot Cicadas - Elang
- Kalapa - Dago
3. Kalau bawa kendaraan sendiri, langsung aja masuk ke parkiran Ruko Cikapundung. Gede kok parkirannya. Rukonya di sebelah kiri jalan, hati-hati ini one-way traffic.
4. Cikapundung ada di dekat Braga. Masing di lingkungan yang sama malahan. Pada tahu Jalan Asia Afrika, tak? Nah! Tetangganya jalan Asia Afrika, belakangnya museum Asia Afrika.
5. Kalau mau sholat atau cari kamar mandi sekitar daerah ini, rekomendasi saya masjid dan kamar mandi kantor PLN di yang lokasinya bersebrangan dengan Ruko Cikapundung. Jalan dikit sih, tapi dekat banget kok. Masuk dari pintu gerbang gede di dekat geng penjual buku-buku bekas Cikapundung. Izin dulu ke satpamnya. Biasanya suka dibolehin kok. Masjid dan kamar mandinya bersih, saya suka :) hehehe