Foto-foto ini dijepret beberapa tahun lalu. Waktu itu saya dan Gele bertemu dengan Saleh Sudrajat. Bapak ini orang pertama dan satu-satunya yang terbang mengemudikan pesawat Trike, dari Sabang - Merauke.
Gak nyangka waktu acara udah beres, beliau mengajak kami terbang menumpang pesawat Trike-nya. Saya dengan halus menolak karena takut ketinggian. Hihihi resiko pingsan. Sementara Gele, yang moto, mukanya mupeng banget pengen naik pesawat mungil ini.
Terbanglah mereka ke udara. Entah di ketinggian berapa. Saya duduk di hanggar nungguin. Ngecengin pilot-pilot yang lagi oprek pesawatnya. Hihihi :D
Fotonya gak banyak, tapi memberi saya pemandangan baru melihat penampakan Bandung Selatan. Here goes.
Bandung itu negeri yang sekelilingnya gunung. Utara ke Selatan, Timur sampai Barat berjajar gunung-gunung. Kalau turis hapalnya Gunung Tangkubanparahu di bagian utara Bandung. Dongeng Sangkuriang juga membuat gunung ini populer.
Kalau pada suka ke Kawah Putih, nah itu bagian dari Gunung Patuha di selatan Bandung. Di sini yang kefoto Gunung Malabar. Tetangga Gunung Patuha.
Good Morning, Malabar |
Makanya ada istilah Bandung dilingkung ku gunung. Bandung dikelilingi gunung.
Ini salah satu landmark terkenal di Bandung Selatan. Stadion kebanggaan tim sepakbola Jawa Barat, Persib, letaknya di Soreang, ibukota Kabupaten Bandung. Jalak Harupat nama stadionnya. Nama burung yang menjadi julukan salah satu pahlawan Otto Iskandar Dinata.
Pangalengan adalah salah satu nama dataran tinggi di Bandung Selatan. Ada juga Ciwidey. Kalau turis biasanya pada melancong ke Ciwidey ini. Lihat Kawah Putih sama Situ Patenggang. Pangalengan juga sama eksotiknya kok dengan Ciwidey.
Foto di bawah ini ngelihatin danau yang jadi pembangkit listrik. Seingat saya Nama PLTA ini Lamajang (apa mungkin Cikondang). Sepanjang jalan Pangalengan berjajar beberapa PLTA. Kemiringan turbinnya hampir 90derajat. Di PLTA ini ada lori tua yang ada dari zaman Belanda. Lorinya masih digunakan. Saya pernah naik lorinya. Seneng! kayak lagi di wahana Dunia Fantasi :D cuma 15 menit lorinya berjalan turun dengan kemiringan yang curam banget. Jalannya pelan. Sekelilingnya pohon-pohon. Ih seneng banget.
Berikut ini Situ Cileunca. Ini danau buatan Belanda. Air dari Situ Cileunca ini digunakan untuk mengaliri sungai-sungai di dataran rendahnya. Belanda yang buat juga. Makasih, kompeni. Ada gunanya juga menjajah kami.
Di Bandung Selatan ada kompleks perkebunan teh yang luaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaas sekali. Pada tahu Bosscha? Peneropongan Bosscha itu loh. Beliau punya jasa besar membangun Bandung. Dia menyumbang buat pembangunan kampus ITB, peneropongan, sampai jalur transportasi yang menghubungkan Bandung Selatan ke pusat kota. Duitnya dari perkebunan teh milik beliau di Pangalengan, Bandung Selatan. Dermawan banget Bosscha ini.
Ntar saya kasih foto-foto perkebunan teh Malabar ya. Tempatnya termasuk terindah yang saya pernah saksikan di Bandung. Tenang, damai, berkabut, misterius, historik, dan sejuuuuuuuk sekali. Sementara fotonya yang ini dulu.
Walau masih ada kebaikannya, Bandung Selatan seperti halnya Bandung bagian yang lain, sudah mulai gak bagus dan gak sehat kondisinya. Banyak berkurang lahan hijaunya. Ngukurnya gampang. Kalau hujan di hulu (hutan-hutan yang mulai botak), banjirnya parah di hilir. Sungai Citarum meluap padahal hujan baru semalaman saja.
Hutan jadi lahan pertanian. Sawah jadi pemukiman. Pabrik-pabrik buang limbah ke selokan.
Citarum |
Sejujurnya saya suka sedih kalau banjir di kawasan Citarum. Ini jalur yang suka saya lewati. Tiap tahun pemandangan selalu sama. Begitu-begitu saja tidak ada perubahan. Siapapun yang punya amanah memimpin negeri ini semoga dapat balasan setimpal karena perbuatannya. Baik dan buruk. Sebagai penduduk, saya lebih banyak ngerasain buruknya melulu, sih :D
Tapi saya tetep suka sama Bandung. Masih mau berharap ada pemimpin yang serius ngurusin tempat ini. Bukan cuma sibuk ngegendutin perut dirinya dan seluruh keluarganya saja.
Sekian dulu laporan dari Langit Bandung Selatan.
Fotografer: Indra Yudha
Post Comment
Post a Comment