Stilasi 6: Jalan Dewi Sartika/eks rumah Nasution
Inilah lokasi rumah jenderal pertama pasukan Siliwangi, A.H Nasution. Sekarang rumahnya tidak berbekas. Keterlaluan pemkot Bandung ya, gak bisa melestarikan sejarahnya sendiri. Huh kesel. Banyak sekali titik sejarah Bandung Lautan Api yang hilang jadi ruko, lenyap jadi perumahan, dan habis gak ada sisa. Moga-moga ini pemkot yang baru bisa mempertahankan yang ada dan menjadikannya lebih baik dan terawat lagi.
Waktu peledakan pertama BLA, lokasinya di titik yang sekarang jadi BRI Tower, Jalan Asia Afrika dekat dengan Aliun-alun kota. Peledakan yang seharusnya dimulai jam 22.00, malah meledak jam 8 malam karena kesalahan teknis.
Parahnya lagi, para pejuang tidak disiplin dengan waktu menit hingga detik yang seharusnya digunakan sebagai patokan untuk meledakkan bom. Mereka malah berpatok pada suara ledakan pertama untuk ngeledakin bom berikutnya.
Jadinya awal-awal BLA itu strateginya kacau berantakan. Untungnya tidak terlalu jadi masalah. Bandung tetap terbakar, kebanyakan dibakarnya sama bom-bom molotov rakitan mahasiswa ITB. Beberapa bom menggunakan bahan bakar bensin dan minyak tanah.
Stilasi 5: Sekolah ibu Dewi Sartika
|
Stilasi Bandung Lautan Api di depan sekolah Ibu Dewi Sartika |
Bahkan ibu Dewi Sartika, pendiri sekolah perempuan pertama di Bandung, ikut mengungsi sampai ke Tasikmalaya. Kalau yang saya baca dari bukunya, tertulis kalau beliau sedih sekali karena harus meninggalkan sekolah dan murid-muridnya. Beliau gak pernah balik lagi ke Bandung. Sampai akhirnya wafat. Makamnya berada di kawasan Astana Anyar, dekat Alun-alun Bandung.
Stilasi 4: Rumah jalan Simpang no. 7
Inilah salah satu markas sekaligus tempat para pejuang menggelar rapat, terutama dalam mengambil keputusan membakar Bandung. Soalnya kalo rapat di kantor-kantor militer pasti udah dicurigain duluan, gak bebas. Sementara yang ikut rapat kan gak cuma jendral-jendral, tapi juga pejuang yang ruang geraknya gerilya.
Lokasi rumahnya da didepan, stilasi ditempatkan disitu soalnya gak ada lahan lagi. Ini satu-satunya stilasi yang gak pada tempatnya. Biasanya stilasi kan berdiri didepan lokasi, tapi ini mah agak nyungsep.
Ngomong-ngomong ya, ada dua versi sejarah terbentuknya jargon lautan api.
Cerita pertama begini. Selama berlangsung rapat, saking semangatnya pengen membakar Bandung daripada 'dikasih cuma-cuma' & dihuni Belanda, salah seorang jendral dengan berapi-api ngomong gini: "kita bobolin Terowongan Rajamandala, biar Bandung jadi lautan api" (harusnya air tapi saking marahnya, jadi yang keluar api).
Versi kedua, seorang wartawan yang menulis artikel dengan judul Bandung Jadi Lautan Api. Koran Suara Merdeka, nama wartawannya adalah Atje Bastaman. Pak Bastaman ini melihat pemandangan Bandung dari kejauhan, tepatnya dari Garut. Latar belakang pemandangan yang dia lihat ini dia jadikan judul tulisannya.
Baca juga: