Stilasi 8: Lengkong
Berdasarkan buku yang saya baca, ada beberapa hal yang memicu terjadinya BLA, di antaranya adalah banjir besar yang terjadi pada 25 November '45. Sungai Cikapundung meluap parah. Banyak penduduk hanyut terbawa arus. Warga mengira orang Belanda yang membobol pintu air di daerah Dago Bandung Utara sana, padahal enggak.
Situasi darurat ini membuat para penduduk mukul-mukul kentungan sebagai tanda bahaya banjir. Bule Belanda mengira itu tanda serangan. Bukannya menolong orang-orang yang menyelamatkan diri dari banjir, mereka malah nembakin para pribumi.Kebanyakan tentara Inggris dan anteknya malah nontonin orang-orang yang hanyut.
Nah, pasca kejadian ini, orang-orang kita semakin benci & dendam kesumat sama tentara Inggris dan Belanda. Gak bisa ngeliat bule dikit aja, langsung dibunuh. Malah sampe dicari-cari segala. Jadilah situasi kecam muram. Langsung curiga, langsung tangkap dan terkadang langsung bunuh.
Karenanya, keluarlah Ultimatum I dari pihak Belanda, Isinya: penduduk di daerah utara harus pindah ke Bandung selatan dengan rel kereta api sebagai batas pemisahnya. Jadi semua bule ditarik ke utara, pribumi di selatan, biar gak ada bunuh-bunuhan dan situasi aman terkendali. Sayangnya, gak semua orang mematuhi ultimatum tersebut.
Stilasi 7: Kompleks Lengkong
Dulu di kawasan ini banyak orang Belanda yang ditahan Jepang. Tentara sekutu berusaha untuk membebaskan interniran yang ditawan disini. Namun pejuang kita menghadang kedatangan tentara sekutu. Makanya terjadi pertempuran Lengkong pada 2 Desember 45, pukul 10 pagi. Pertempuran ini nyambung ke serangan Inggris di Tegalega. Kecamuk perang mereda setelah tentara inggris berhasil membebaskan para interniran di sore harinya.
Baca juga:
Nah kalau soal Bandung oldies ga boleh di-skipp nih. Jadi gitu ya critanya? hihihi... bisa jadi masukan buat novelku nih *kedipin Ulu*
ReplyDeletecie cie novel euy maennya, sementara ulu ngeblog doang :D
Delete